Sebanyak 200-an karyawan di salah satu supermarket di Sleman menjalani rapid test virus Corona atau COVID-19. Untuk sementara, hasil rapid test dari 27 orang di antaranya reaktif.
Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan rapid test itu sudah dilakukan sejak 2 Mei 2020. Awalnya rapid test hanya dilakukan oleh 10 orang yang merupakan manajemen supermarket.
"Pada tanggal 2 Mei yang lalu kami sudah mengadakan rapid test khususnya terhadap manajemen sejumlah 10 orang, ternyata yang reaktif ada 5. Kemudian tanggal 4 Mei kemarin mengadakan rapid test sejumlah 94 karyawannya yang di pelayanannya," kata Sri Purnomo kepada wartawan di Sleman, Selasa (5/5/2020).
Sri melanjutkan, dari 94 orang yang melaksanakan rapid test, 22 orang di antaranya dinyatakan reaktif. "Yang di pelayanan ini mereka 94 orang kami rapid test, hasilnya ada 22 yang reaktif. Total yang reaktif itu ada 27 orang dan harus dilanjutkan dengan swab test," ungkapnya.
Untuk memutus rantai penyebaran Corona, Sri menginstruksikan melakukan rapid test terhadap seluruh karyawan. Sri memperkirakan jumlah karyawan di supermarket itu 200 orang lebih.
"Hari ini kami fokus 106 orang sisanya. Karena karyawannya 200 an. Itu 106 kita akan rapid test juga hari ini. Nanti hasilnya seperti apa baru bisa tahu besok," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Akui Penanganan Corona Terkendala Fasilitas PCR:
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo, menjelaskan rapid test ini dilakukan setelah diketahui ada salah satu karyawan yang positif. Diketahui pasien itu merupakan pasien nomor 79 virus Corona di DIY. Awalnya, pasien itu tidak mengakui bekerja di supermarket tersebut.
"Saya klarifikasi kemarin bukan kasus 67 tapi pasien 79 dan tidak ada riwayat perjalanan ke luar negeri. Kemudian, ketika dia dinyatakan positif, dia ditanya pekerjaannya sempat tidak mengakui jika bekerja di situ," kata Joko.
Joko mengutarakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil swab. Kemungkinan hasilnya baru akan diketahui beberapa hari ke depan.
"Masih di-swab, kemungkinan hasilnya tiga sampai lima hari ke depan," tuturnya.
Untuk karyawan yang hasil rapid test-nya reaktif, mereka akan menjalani isolasi di rumah sakit. Joko mengungkapkan dari semua karyawan tidak semuanya warga Sleman sehingga harus berkoordinasi dengan dinas kesehatan dari kabupaten dan kota lain.
"Prinsipnya kalau hasil rapid test itu reaktif, itu isolasinya yang paling baik tetap harus di rumah sakit. Nanti ada RSUD Sleman, JIH, RSUD Prambanan, dan RSA UGM. Itu untuk yang warga Sleman," jelasnya.
"Sisanya, kami sudah koordinasi dengan dinkes masing-masing kabupaten/kota maupun rumah sakit. Itu nanti yang Bantul ada 5, kebanyakan akan dirawat di RS Darurat di Bantul. Yang warga kota di RSUD Kota Yogya, di Gunung Kidul di RSUD Wonosari," lanjutnya.