Meteor Ambyar Itu Bernama Didi Kempot

Meteor Ambyar Itu Bernama Didi Kempot

Muchus Budi R. - detikNews
Selasa, 05 Mei 2020 14:34 WIB
Warga memasuki gerbang Keraton Solo, Jawa Tengah.
Didi Kempot (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Solo -

Didi Kempot bukan musisi karbitan kemarin sore. Dia berangkat dari pahit pahit-getir perjuangan yang memang sejak kecil telah memantapkan pilihan hidup sebagai seniman.

Dia memilih genre keroncong dangdut untuk mengekpresikan lagu-lagu ciptaannya. Lazimnya, lagu-lagunya dikategorikan sebagai lagu campursari. Hampir semua lagunya berbahasa Jawa, bahasa ibu yang sangat diakrabi dan dipahaminya luar-dalam.

Namanya mulai dikenal khalayak umum sejak melemparkan lagu 'Stasiun Balapan' pada 1999. Lagu yang berkisah tentang penantian seorang kekasih itu sangat terkenal, meledak di pasaran. Lagu berbahasa Jawa itu bahkan digandrungi dan dilantunkan oleh orang-orang yang sebelumnya tak paham Bahasa Jawa sekalipun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya lagu-lagu Didi mengalir. Banyak karyanya yang menonjol. Salah satu ciri khas ciptaan Didi adalah syair lagunya yang menandai kehadiran di suatu tempat, lalu dia mengelaborasi dengan kemampuan mengarang sebuah pengisahan.

Dia berkisah tentang penantian di Tanjung Emas Semarang, tentang kisah cinta di Gunung Purba Nglanggeran Gunungkidul, melepas kekasih di Terminal Tirtonadi Solo, Mengenang Kekasih Pantai Parangtritis Yogyakarta, maupun Pantai Klayar Pacitan dan banyak tempat lagi. Didi memang lihai menyelipkan pesan-pesan 'pengembaraan' seperti itu.

ADVERTISEMENT

Ya, Didi Prasetyo, yang kemudian terkenal dengan nama Didi Kempot, memang seorang pengembara. Sebelum terkenal, lelaki kelahiran Solo pada 1966 tersebut telah kenyang dengan gemblengan pahit-getir dunia seni. Dia sendiri berasal dari keluarga seniman. Ayahnya, (alm) Ranto Edi Gudel, adalah seniman panggung dan komedian kenamaan.

Saudara-saudara Didi juga terkenal sebagai seniman. Sebut saja (alm) Sentot Selino, penyanyi yang pernah melambung dengan lagu 'Joko Lelur' dan 'Anoman Obong'. Saudara Didi lainnya adalah (alm) Mamiek Prakoso, komedian terkenal dari grup lawak Srimulat, dan Eko Gudel yang menekuni seni tari.

Dibesarkan dari keluarga seni, sejak kecil Didi Kempot memang telah memantapkan pilihan sebagai seniman. Musik adalah pilihannya. Semenjak remaja dia memilih meninggalkan Solo untuk mencari penghidupan di Jakarta. Bukan begitu saja Didi Kempot mendapat tempat, di Jakarta dia bergabung dengan kelompok seniman jalanan.

Ketika kembali ke Solo pada 1998, dia tak serta-merta langsung naik daun. Dia juga memulai dari mengamen di tempat-tempat keramaian di Solo. Hingga akhirnya semua bekal dan tempaan di jalanan itu memupuk bakat musikalnya.

Lagu-lagunya digemari. Tema kepedihan dan kesenduan itu menjadi cair dalam lagu-lagu Didi Kempot. Tak hanya di Tanah Air, lagu-lagu Didi Kempot juga digemari di Suriname, tempat ribuan warga keturunan Jawa tinggal dan masih mempertahankan bahasa dan adat tradisi Jawa.

Didi Kempot juga mendapat tempat tersendiri di Belanda karena banyak warga Negeri Kincir Angin yang merupakan keturunan Jawa dan ingin mengobati kerinduan etnisnya lewat kehadiran lagu-lagu Didi Kempot.

Dalam beberapa tahun terakhir, nama Didi Kempot, yang sempat meredup, kembali bersinar. Bak meteor, Didi Kempot reborn dengan lagu-lagu baru tapi masih tetap dengan tema-tema sendu dan patah hati. Dia kembali menjadi idola semua kalangan.

Para penggemarnya menyebut diri sebagai Sobat Ambyar, memberikan gambaran tentang remuk redamnya orang patah hati, tapi tak perlu diratapi. Patah hati itu dirayakan bersama lagu-lagu yang riang gembira.

Generasi tua hingga anak-anak menyukai lagu-lagunya. Dalam setiap konser, semua penonton berjingkrak. Tak hanya di panggung terbuka, tapi juga hadir di gedung-gedung pertunjukan berkelas.

Tak ada orang 'jaga gengsi', semua 'ambyar' berjoget bersama menikmati kesakitan patah hati. Kalangan atas hingga kalangan paling ambyar secara ekonomi dipersatukan oleh Didi Kempot dengan lagu-lagu ambyarnya.

Karena hampir semua lagu Didi mengisahkan kepedihan percintaan dan patah hati, Sobat Ambyar lalu menobatkan sang idola sebagai 'The Godfather of Broken Heart'.

Namun pagi ini semua tersentak. Sang meteor yang sedang mencorong itu benar-benar ambyar. Kabar duka tiba-tiba menyeruak. Didi Kempot meninggal dunia tanpa didahului kabar menderita sakit terlebih dahulu.

Didi Kempot sempat dilarikan ke RS Kasih Ibu, Solo, untuk upaya pertolongan. Namun pihak rumah sakit mengatakan, ketika sampai di rumah sakit, baru tiba di Unit Gawat Darurat (UGD), jantung Didi sudah tak lagi bekerja.

Sang meteor telah mengakhiri pengabdian hidupnya di dunia seni dalam usia yang relatif muda, 53 tahun. Dia pergi diiringi suasana ambyar para penggemar setianya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads