Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo meminta manajemen hotel dan penginapan lainnya untuk melaporkan identitas tamu yang menginap. Dia tidak ingin ada pemudik yang pulang secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui Pemkot.
Rudy, sapaannya, menduga ada pemudik ataupun pengunjung yang sengaja menginap di hotel untuk menghindari program karantina Pemkot Solo. Padahal hal tersebut justru membahayakan jika pengunjung membawa virus Corona.
"Ini bahaya kalau didiamkan, malah tikus-tikusan, kucing-kucingan, tahu-tahu banyak kendaraan pelat B, D, R. Kami minta agar semua data pendatang masuk ke Pemkot," kata Rudy di Balai Kota, Senin (4/5/2020).
Pemkot memang telah memiliki program rumah karantina bagi pemudik. Namun jika pemudik ingin menginap di hotel, dia meminta pendatang tersebut tetap melaporkan diri.
"Tetap harus melapor, tidak usah takut. Nanti akan ada petugas medis yang akan datang mengecek kesehatannya. Jadi tetap bisa kita pantau," kata dia.
Sedangkan untuk hotel dan penginapan diharapkan mau bekerja sama. Sebab pemkot juga memberikan keringanan pajak bagi hotel hingga restoran. "Kami sudah menerima permohonan kompensasi pajak dari hotel-hotel. Masih dikaji di BPPKAD (Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)," tutupnya.
Hingga saat ini, masih ada pemudik yang tiba di Solo dan dikarantina di Grha Wisata Niaga setiap harinya. Di sisi lain, Pemkot juga terus memulangkan pemudik yang menyelesaikan karantina 14 hari.
Adapun total kasus terkonfirmasi positif virus Corona di Solo per Senin (4/5/2020) berjumlah 23 orang. Rinciannya, 8 orang sembuh, 11 orang dirawat dan 4 orang meninggal.
Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) asal Solo berjumlah 126 orang. 74 orang di antaranya sembuh, 32 orang dirawat, 20 orang meninggal dunia.