Untuk pertama kalinya Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar wisuda mahasiswa dengan cara daring di tengah pandemi COVID-19. Dalam wisuda kali ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto turut mengikuti prosesi wisuda.
Proses wisuda ini digelar di Auditorium GPH Haryo Mataram dan diikuti Rektor UNS Jamal Wiwoho beserta beberapa jajarannya hari ini. Mereka tampak mengenakan masker dan menjaga jarak.
Sementara para wisudawan mengikuti prosesi melalui aplikasi telekonferensi Webex. Bagi wisudawan diploma dan sarjana, kucir toga dipindahkan oleh orang tua atau wali masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk program S2, S3, Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Program Profesi tidak dilakukan pemindahan kucir. Dalam sambutannya, Jamal menyampaikan wisuda periode II tersebut seharusnya digelar 25 April 2020 lalu, namun ditunda karena alasan pandemi COVID-19.
Jamal juga mengajak wisudawan untuk berperan dalam penanganan COVID-19. Wisudawan diminta segera 'melepas toga' dan turut melakukan mitigasi bencana bersama masyarakat lainnya.
"Kita tidak boleh tutup mata dengan kondisi sekitar kita yang membutuhkan bantuan. Konsekuensi menjadi bagian dari masyarakat adalah bersedia mengambil tanggung jawab sosial terhadap mereka," ujar Jamal seperti dikutip detikcom dari akun YouTube Jamal Wiwoho, Sabtu (2/5/2020).
Di tengah wabah seperti ini, Jamal juga mengajak masyarakat bersyukur karena masih ada hikmah yang dapat dipetik. Masyarakat dinilai semakin menjaga kesehatan, banyak mengingat Tuhan, serta munculnya pola hidup yang semakin dekat dengan teknologi.
"Di dunia pendidikan, kita menjadi semakin dekat dengan teknologi digital. Dosen harus piawai mengoperasikan gawai untuk kepentingan pembelajaran," pesannya.
Sementara itu, Marsekal Hadi melalui telekonferensi menyampaikan orasi ilmiahnya. Dia menyebut pentingnya sumber daya manusia (SDM) untuk menyelesaikan pandemi Corona.
"Jika dianalogikan dengan perang, COVID-19 adalah musuh. Indonesia harus mengerahkan segala sumber daya yang ada," katanya.
Dia menyebut kondisi saat ini menyadarkan kita bahwa masih banyak kekurangan di sektor industri RI. Banyak alat kesehatan yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri.
"Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat inilah waktu berbenah merapikan segala sesuatunya agar Indonesia dapat maju dan mandiri," katanya.
Adapun dalam wisuda tersebut, ada 259 wisudawan yang terdiri dari program diploma, sarjana, magister, doktor dan PPDS. Sebanyak 76 di antaranya lulus dengan predikat cumlaude.