Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut pandemi virus Corona atau COVID-19 membuat kualitas udara di Kota Yogyakarta semakin baik. Namun, Walhi menyebut hal itu belum dibarengi dengan pengelolaan limbah medis atau nonmedis.
"Secara umum untuk kualitas udara semakin baik, karena berkurangnya aktivitas kendaraan bermotor di Yogya," kata Direktur Eksekutif Walhi DIY, Halik Sandera kepada detikcom, Senin (20/4/2020).
Meski kualitas udara di DIY semakin membaik, Halik menyebut pengelolaan limbah baik medis ataupun nonmedis belum maksimal. Mengingat saat pandemi ini pengelola limbah tersebut masih disamakan dengan penanganan limbah padat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini yang perlu ditangani serius adalah pengelolaan limbah padat (sampah), baik yang berasal dari limbah medis maupun nonmedis," ucapnya.
Menurutnya, limbah medis merupakan limbah B3 dan banyak yang berasal dari penanganan virus Corona. Karena itu perlu pengawasan ketat dari pihak terkait, atau setidaknya mengurangi penggunaan masker medis bagi masyarakat umum.
"Untuk nonmedis khususnya masker sekali pakai yang dipakai oleh masyarakat. Karena itu, bagi yang masih memakai masker sekali pakai, kami sarankan untuk beralih ke masker yang bisa dipakai berulang kali (masker kain)," lanjut Halik.
Terlepas dari hal tersebut, Halik juga menilai banyaknya limbah medis dan nonmedis dapat berdampak langsung kepada para pemulung. Karena itu, pihaknya meminta pemerintah untuk memperhatikan kesehatan para pemulung.
"Karena itu, untuk pemulung seperti di TPST (Piyungan) harus ada pemantauan kesehatan secara reguler," ucap Halik.