Kemunculan gelembung gas di Sungai Tangsi bikin heboh warga Dusun Drojogan, Desa Sriwedari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Warga diminta tidak mendekat ke lokasi.
"Kebetulan kejadian kemarin itu yang melihat langsung malah anak-anak. Memang kondisi anak-anak sedang bermain. Kemarin ada gelembung-gelembung itu, kemudian ada tercium bau seperti gas, kemudian anak-anak itu menyulutnya dengan korek, ternyata keluar api seperti sempat divideokan yang dikirim ke kami," tutur Kepala Desa Sriwedari, Supriyati saat ditemui di lokasi Sungai Tangsi, Sabtu (18/4/2020).
Untuk antisipasi warga memasang tali rafia di sekeliling lokasi mengingat lokasi tersebut kerap menjadi lokasi bermain anak-anak. Ada juga imbauan agar di TKP itu tidak digunakan untuk bermain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi dibuatkan dari rafia sementara agar tidak mendekat dan sudah kita wanti-wanti untuk tidak berkerumun," tutur Indi, sapaannya.
Kemunculan gelembung gas itu diketahui pada Jumat (17/4) sekitar pukul 15.00 WIB. Kala itu anak-anak yang sedang bermain melihat air bergelembung dan mencium bau gas. Alhasil mereka iseng menyalakan api dengan korek.
Indi juga mengaku sudah menghubungi BPBD Kabupaten Magelang ntuk melakukan kajian terkait fenomena alam ini. Sebab, ada tiga titik yang diduga sebagai tempat kemunculan gelembung gas ini. Pihak Polsek Salaman juga sudah mengecek ke lokasi.
"Kami menghubungi BPBD Kabupaten Magelang untuk minta tolong melakukan identifikasi atau kajian, apa yang sebenarnya terjadi," kata Indi.
Pihak Polsek Salaman juga telah berkoordinasi dengan Kepala Desa Sriwedari agar jalan-jalan maupun gang-gang masuk menuju dusun tersebut dipasang portal.
"Kami koordinasi dengan Bu Kades. Jalan-jalan kesitu untuk mengantisipasi orang berdatangan dipasang portal. Imbauan kami warga tidak perlu berdatangan di lokasi melihat itu (api)," ujar Kapolsek Salaman AKP Marsodik.
Gayung bersambut, usulan memasang portal disetujui pemerintah desa. Ini dilakukan untuk mencegah masuknya pengunjung dari warga luar kampung, dan mencegah penyebaran virus Corona di desa tersebut.
"Kami dari masyarakat Drojogan membuat portal supaya warga luar tidak masuk melihat gas itu. Tamu dari luar tidak boleh, kecuali mau meneliti atau pihak-pihak yang meneliti diperbolehkan," kata Kadus Drojogan, Nasirun.
Hal senada disampaikan Ketua BPD Desa Sriwedari Nurrohim. Untuk menghindari terjadi kerumuman warga berdatangan akses jalan masuk menuju dusun dipasang portal.
"Takutnya banyak pengunjung penasaran, nanti sementara masih ada keadaan COVID-19, nanti kita malah bukan fokusnya yang membahayakan, tapi malah dari pengunjung yang membahayakan. Pokoknya sementara Dusun Drojogan tidak menerima tamu, pengunjung yang melihat," katanya.