Pemkot Solo memantau puluhan warganya yang menjadi peserta Ijtima Dunia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pasalnya, ada sejumlah peserta yang telah dinyatakan positif virus Corona (COVID-19), antara lain dari Kabupaten Karanganyar.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani, mengatakan telah melakukan pendataan kepada para jemaah tersebut. Mereka disebut telah melakukan karantina mandiri.
"Ada puluhan dari Kelurahan Joyotakan. Sudah kita data, sudah diperiksa dan bersedia melakukan karantina mandiri," kata Ahyani dalam jumpa pers di Balai Kota Solo, Senin (13/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, petugas puskesmas juga masih memantau mereka. Kondisi para jemaah dikabarkan tidak ada yang sakit.
"Kita pantau terus kondisi mereka. Belum ada laporan sakit," ujar dia.
Sementara itu, Ustaz Hadi Muhammad selaku pengurus Jamaah Tabligh (JT) Solo Raya membenarkan anggotanya mengikuti acara Ijtima Dunia di Gowa. Ada sekitar 30 orang dari Solo yang mengikuti kegiatan itu.
"Khusus Kota Solo ada 30 orang, kalau Solo Raya ada 300 orang. Berangkatnya tidak bersamaan," ujar dia saat dihubungi detikcom.
Menurut Hadi, anggota jemaah yang berpusat di Masjid Anni'mah Joyotakan itu sudah berinisiatif sendiri untuk melakukan karantina mandiri. Mereka juga kooperatif mengikuti pendataan dari pemerintah.
"Kami langsung imbau jemaah untuk karantina diri, bahkan sebelum diminta petugas. Hingga saat ini kondisinya alhamdulillah sehat dan sudah melewati 14 hari masa karantina," katanya.
Mengenai sejumlah jemaahnya yang meninggal dunia dengan status Pasien Dalam Pemantauan (PDP), pihaknya meminta masyarakat tidak memberikan stigma negatif. Sebab rata-rata jemaah yang meninggal itu berusia lanjut.
"Kami satu jemaah itu kenal. Memang yang meninggal itu sudah sepuh. Memang sebelum-sebelumnya sudah sakit, rata-rata sakit paru-paru. Namun karena prosedurnya seperti itu, harus ditangani seperti pasien COVID-19," tutupnya.