Anggaran pembangunan jalan di Klaten yang merupakan proyek dana alokasi khusus (DAK) dari APBN 2020 ditunda. Hal ini buntut dari pandemi virus Corona atau COVID-19 yang belum juga mereda.
"Betul, anggaran ditunda setelah ada pergeseran di pusat setelah kewaspadaan Corona. Sebab memang dananya dari pusat," kata Kabid bina marga Dinas pekerjaan umum dan tata ruang Pemkab Klaten, Suryanto kepada detikcom, Senin (13/4/2020).
Suryanto mengungkap total anggaran DAK yang terkena pergeseran nilainya mencapai Rp 20 miliar. Anggaran tersebut meliputi pembangunan tiga ruas jalan di Klaten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total anggaran DAK yang terkena pergeseran senilai Rp 20 miliar. Meliputi tiga ruas jalan di Klaten," ungkapnya.
Tiga ruas jalan tersebut yakni jalan Ngaran-Telukan, Trucuk-Sajen dan Cawas-Kalisogo yang total panjangnya mencapai 6 kilometer.
"Dengan jenis kegiatan berupa pengaspalan serta pelebaran jalan," tuturnya.
"Tapi karena duitnya bukan punya kita, ya manut yang punya anggaran. Iya ambyar semua," lanjut Suryanto.
Padahal, kata Suryanto, tiga ruas jalan itu sebenarnya sudah masuk proses lelang. Menurutnya, solusi yang bisa dilakukan yakni mengusulkan anggaran ini lagi di anggaran APBN perubahan.
"Nanti diusulkan di anggaran perubahan. Semoga tahun depan longgar anggarannya, biar pelayanan masyarakat bisa sesuai dengan ekspektasi dan saya berharap masyarakat sabar," pungkas Suryanto.
Ketua Badan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (BLP) Pemkab Klaten, M Anwar Sodiq menambahkan, beberapa proyek DAK sudah ada pemenang lelangnya.
"Sudah ada pemenang tetapi dicut dari pusat jadi otomatis dibatalkan. Karena perintah dari pemerintah pusat akibat pergeseran anggaran," ungkap Sodiq pada detikcom.
Data sementara proyek DAK yang batal ada jalan dan saluran irigasi. Untuk proyek jalan saja sekitar Rp 19 miliar sampai Rp 20 miliar.
"Total ada 8 paket. Proyek jalan ada beberapa yang besar dan kegiatannya berupa peningkatan jalan," imbuh Sodiq.
Meski begitu, Sodiq mengungkap anggaran untuk bidang kesehatan dan pendidikan jalan terus.
"Bidang kesehatan dan pendidikan jalan terus sejauh ini. Namun nilainya hanya sekitar Rp 5 miliar," jelas Sodiq.