Dari 19 madrasah di Kabupaten Rembang di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag), baru lima madrasah yang bisa menjalankan ujian dari rumah karena terdampak pandemi Corona. Selebihnya belum bisa menjalankan karena terkendala teknis, termasuk sambungan internet.
Plt Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kemenag Kabupaten Rembang, Damari menjelaskan ada sebanyak lima madrasah baik negeri maupun swasta yang tetap melaksanakan ujian tersebut.
"Beberapa sekolah yang memang siap, sesuai laporan yang masuk tetap melaksanakan ujian madrasah online, murid mengerjakan di rumah masing-masing," kata Damari saat dikonfirmasi, Selasa (24/3/2020).
Lima madrasah yang menggelar ujian di rumah masing-masing adalah MAN 2 Rembang, MA Nahjah Kecamatan Kragan, MA Nurul Huda Kecamatan Kragan, MA Al-Anwar Kecamatan Sarang, dan Madrasah Mualimin Mualimat Rembang (M3R).
"Dari 19 MA baik negeri ataupun swasta di bawah naungan Kemenag, memang lima ini yang sudah siap. Karena ini kan pakai koneksi internet sehingga memang persiapannya cukup banyak. Terlebih mengerjakannya ini bukan satu ruangan, melainkan di rumah masing-masing," kata Damari.
Terpisah, Kepala M3R, Munib Muslih menjelaskan, guru mata pelajaran terkait didampingi operator teknis, akan memunculkan soal melalui website resmi milik sekolahnya.
Seperti biasa, siswa akan memasukkan akun beserta sandi masing-masing untuk login membuka soal. Siswa juga tetap diberikan batasan waktu guna mengerjakan soal, dalam hal ini selama 120 menit.
"Siswa mengerjakan di rumah masing-masing, kalau yang mondok ya mengerjakan di pondok begitu. Via handphone para siswa sendiri-sendiri. Intinya yang penting ada sinyal lancar, siswa bisa mengerjakan," paparnya.
Munib menyebut, ada sebanyak 16 mata pelajaran yang diujikan. Setiap harinya memiliki jadwal masing-masing. Khusus untuk para siswa yang bermukim di pondok pesantren, pihaknya memberi kelonggaran sistem pengerjaan karena keterbatasan sarana, sehingga dibagi menjadi dua sesi.
"Yang pondok ini kan mereka tidak bawa HP, kami sudah menghubungi pondok-pondok itu sehingga untuk menyiapkan sarananya. Ada memang pondok pesantren yang sarananya terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah siswa kami, sehingga khusus siswa kami yang mondok di situ kota bagi dua sesi waktu biar bisa gantian pakai sarananya," jelasnya.