'Petai' raksasa ditemukan warga Desa Panawaren, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara, dari dalam hutan. 'Petai' dengan panjang hingga 120 sentimeter ini ditemukan warga saat melakukan penanaman pohon di dalam hutan.
Lantas seperti apa kondisi pohon 'petai' tersebut yang ada di dalam hutan? Agus Martin, salah seorang warga Desa Panawaren, mengatakan warga hanya melihat satu pohon yang bijinya menyerupai petai di hutan. Bentuknya berbeda dari petai biasanya, pohon ini merambat di pohon lainnya.
"Jadi saat warga melakukan penanaman pohon, ada yang melihat buah ini. Jenis pohonnya merambat. Tetapi diperkirakan sudah berumur puluhan tahun, batangnya sudah sebesar lengan orang dewasa," kata dia saat ditemui di Desa Panawaren.
Anehnya, warga baru menemukan buah/biji yang mirip dengan petai ini pada Minggu (15/3) lalu. Padahal beberapa warga kerap pergi ke hutan untuk mengecek aliran air dari hutan ke permukiman.
"Kalau hutannya itu sekitar 7 kilometer dari permukiman. Tetapi pohonnya ini hanya berjarak sekitar 5 meter dari jalan setapak yang ada di hutan. Tapi sebelumnya belum ada yang tahu," terangnya.
Sebagian warga menyebut buah tersebut 'gongseng'. Hanya, bentuk gongseng lebih kecil, berbulu, dan berwarna hitam. Sebagiannya lagi menyebut dengan 'petai' raksasa.
Isinya pun lebih besar dari petai bisanya. Bentuknya mirip dengan jengkol lengkap dengan pelindungnya. Hanya, isi buah ini berwarna putih.
"Karena sebelumnya belum pernah ada yang tahu, jadi menyebutnya beda-beda. Tetapi sampai sekarang buah itu tidak diapa-apain. Karena warga khawatir beracun. Pernah ada yang menggigit, katanya rasanya pahit dan sengir," ujarnya.
Untuk itu, warga berharap nantinya ada ahli yang meneliti terkait 'petai' raksasa tersebut. Apakah bisa dikonsumsi, obat-obatan, atau malah membahayakan.