Warga Kabupaten Rembang, Jawa Tengah tetap melaksanakan salat Jumat seperti biasa. Di salah satu masjid, khatib menyelipkan doa tolak bala saat khotbah kedua.
Pantauan detikcom, Jumat (20/3/2020), jemaah salat Jumat di Masjid Umar Faruq Kecamatan kota Rembang, meski tak seramai biasanya tapi jemaah salat Jumat tak berkurang signifikan.
"Tidak ada qunut nazillah, tapi tadi saya mendengar ada sisipan doa tolak bala dalam khotbah kedua yang dibacakan khatib. Kami mengamini, memang kita ini dalam suasana pagebluk ya, semoga cepat terselesaikan," ujar salah seorang jemaah, Ahmad Humam usai salat Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Masjid Agung kota Rembang, pihak takmir masjid menyediakan sejumlah sabun cuci tangan yang diletakkan di sejumlah titik strategis. Para jemaah salat Jumat pun secara tertib mencuci tangan mereka, baik saat tiba maupun hendak keluar dari masjid.
Di Masjid Agung kota Rembang pun, sang khatib juga menyampaikan imbauan tentang musibah mewabahnya virus Corona atau COVID-19. Mulai dari kondisinya, sampai bagaimana seharusnya menanggapi virus tersebut dari sisi agama Islam. Khotbah pun berlangsung cukup lama jika dibanding khotbah biasa.
Tambah 60 Kasus, Pasien Positif Corona Jadi 369 Orang:
"Kita senang tetap bisa melaksanakan ibadah wajib bagi kaum muslim pria ini ya. Dari pihak takmir juga sudah menyiapkan seperti sabun cuci tangan ditaruh di pintu masjid depan dan samping. Tapi memang jemaahnya ada pengurangan meskipun tidak signifikan," kata Saiful Amin, salah seorang takmir Masjid Agung Rembang.
![]() |
Diberitakan sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Rembang, KH Munib Muslih menginstruksikan agar salat Jumat tetap terselenggara. Namun dia memberi beberapa catatan yang perlu disiapkan oleh para takmir masjid.
"Dalam fatwa MUI menjelaskan jika penyebaran virus COVID di suatu daerah sudah tidak terkendali maka jumatan diganti dengan salat zuhur di rumah masing-masing. Namun, di Rembang ini kondisinya masih memungkinkan sehingga salat Jumat tetap diselenggarakan di masjid," katanya, Kamis (19/3) kemarin.
"Adapun hakikatnya, kita harus yakin, apa yang terjadi sudah kehendak Allah. Makanya kita kembali ke Allah, mohon perlindungan, mohon dijaga, dan mohon agar bencana ini segera dihilangkan Allah. Tapi, ikhtiar itu harus dilakukan, artinya kita tauhid hakiki, kita percaya semua itu kehendak Allah, namun kita juga tetap berikhtiar," urai Munib yang juga merupakan Ketua Takmir Masjid Agung Rembang.