Aksi sadis para peracun anjing peliharaan di Dusun Wanteyan Lor Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten yang terekam kamera CCTV belum menemukan titik terang. Warga mengaku aksi ini bukan yang pertama kali terjadi di daerah tersebut.
Salah seorang warga setempat, Suwarno (63) peristiwa yang sama pernah terjadi di tempat itu pada tiga tahun yang lalu.
"Lokasinya di pojok Dusun dekat gapura. Anjing saya mati satu saya kubur di kebun," terang Suwarno kepada detikcom, Kamis (19/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwarno merupakan pemilik dari salah satu anjing yang muncul dalam rekaman CCTV yang akhirnya viral itu. Dia mengungkap, kejadian yang terekam kamera CCTV tetangganya itu terjadi pada Sabtu (14/3) sekitar pukul 04.45 WIB. Suwarno kemudian meminta tetangga pemilik CCTV membuka rekaman.
"Jadi saya minta diputar. Ternyata meletakkan umpan sekitar pukul 02.00 WIB," kata Suwarno.
"Saat mengambil anjing, sepeda motornya (pelaku) hidup. Lampu depannya menyala terang jadi silau," lanjutnya.
Suwarno menjelaskan warga di daerah itu memelihara anjing untuk menjaga rumah. Anjing-anjing itu, kata Suwarno dirawat dengan baik oleh pemiliknya.
"Jadi dirawat dengan baik. Tidak ada yang makan ayam atau mengganggu orang lewat, paling tiduran di teras rumah," tambah Suwarno.
Diwawancara terpisah, pemilik anjing yang diracun, dibawa kabur, dan terekam CCTV yakni Bernadeta Sari Dewi mencurahkan isi hatinya. Anjing yang diracun itu bernama Gembul.
"Namanya Gembul. Itu anjing kesayangan keluarga dan tinggal satu-satunya," ungkap Bernadeta pada detikcom.
Induk Gembul ternyata juga mati diracun pada tiga tahun lalu. Tak hanya induk Gembul, saat itu ada beberapa anjing lain yang juga mati diracun.
Bernadeta mengaku belum melaporkan kejadian ini kepada polisi.
"Ya berharap ditangkap. Soalnya kan tidak cuma satu yang diracun," harapnya.
Kaur Keuangan Desa Jetis Kecamatan Klaten Selatan, Cornelius Widiatmoko mengatakan ada dua ekor anjing yang kena racun pada peristiwa pada Sabtu (14/3) pagi.
"Dua ekor kena. Tapi yang bisa dibawa (pelaku) hanya satu ekor saja," jelas Cornelius kepada detikcom di kantornya.
Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Andriansyah R Hasibuan mengungkapkan kasus itu masih dipelajari.
"Kita pelajari dulu. Belum ada laporan," tutur Andriansyah.