Polisi mengungkap yang dilakukan tersangka pencabulan, Sukron Datu Adam (26) terhadap anak usia 6 tahun di Gang Satria, Kota Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan Sukron karena telah kecanduan video porno.
Sukron berniat mencabuli dengan cara mengarahkan kepala korban ke kemaluannya. Kapolresta Yogyakarta, Kombes Armaini menjelaskan, kejadian berawal saat korban berjalan-jalan di Jalan Semangu, Rejowinangun, Kota Gede, Kota Yogyakarta pada Kamis (12/3) sore. Sukron yang merupakan warga Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini menghampiri korban.
"Tersangka ini kemudian pura-pura bertanya ke anak kecil, tanya ke kebun binatang arah mana, lalu sama korban ditunjukkan arahnya," papar Armaini di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (17/3). "Tersangka lalu pura-pura bingung arah, dan mempengaruhi korban untuk mau diboncengkan dan menunjukkan arah ke kebun binatang," lanjut Armaini.
Akan tetapi, Sukron malah membawa korban ke Gang Satria, Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Sampai di gang tersebut, Sukron langsung memojokkan korban ke salah satu sudut gang tersebut.
"Lewat gang itu, tersangka merasa ada tempat yang pas untuk melancarkan aksinya. Setelah itu dia berhentikan motor dan menaikkan korban ke atas sebuah dudukan bak mandi," ujarnya.
"Selanjutnya dengan cepat tersangka ini menurunkan celana si anak kecil ini dan meraba-raba kemaluan sambil yang bersangkutan (Sukron) menurunkan celananya," sambung Armaini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak video Cabuli Anak di Bawah Umur, Nelayan di Mamuju Diringkus Polisi!:
Namun, aksinya tidak berlanjut karena Sukron mendengar ada suara motor yang hendak melintas di sudut gang tersebut. Karena itu, Sukron langsung melarikan diri dan meninggalkan anak tersebut.
"Terus karena mendengar kendaraan lain yang lewat akhirnya tersangka merasa tidak nyaman, apalagi anak kecil ini menangis dan akhirnya kabur dari tempat itu dan anak kecil menangis," katanya.
Hal tersebut berlanjut dengan pelaporan dari pihak korban ke polisi. Mendapat laporan itu polisi melakukan penyelidikan dan akhirnya mencocok korban di Sidoarjo, Jawa Timur, tapatnya di sebuah masjid pada hari Minggu (15/3) dini hari.
"Dari hasil interogasi, pelaku ini statusnya mantan mahasiswa, asalnya dari Sulawesi Tengah. Dia datang ke Yogyakarta memang kuliah di salah satu universitas negeri di Yogyakarta, tapi belum selesai, baru semester 6, nah tahun 2018 dia sudah tidak mau lagi sekolah (kuliah)," katanya.
"Kecanduan pornografi inilah yang kemudian membuat yang bersangkutan (Sukron) melakukan hal tersebut (mencabuli anak 6 tahun di sudut gang)," lanjut Armaini.
Menyoal alasan pemilihan anak kecil sebagai sasaran, Armaini menyebut jika Sukron memilih anak-anak karena mudah ditipu. Terlebih, Sukron hidup dengan penuh keterbatasan selama berdomisili di Yogyakarta.
"Makanya dari situ dia cari gratisan, dan memang dia kecanduan pornografi, terus dia suka gerakan pribadi (onani). Jadi kali ini dia ingin ada tangan orang lain yang bekerja," lanjut Armaini.
Terkait korban Sukron lainnya, Armaini mengaku masih mendalaminya. Mengingat Sukron mengaku pernah melakukan hal serupa terhadap orang lain.
"Untuk ancaman pidananya paling singkat 3 tahun penjara dan paling lama 15 tahun penjara. Memang masih kita kenakan pasal pencabulan, nanti apabila dalam pembuktian dia juga menculik akan kita kaitkan," kata Armaini.
Sementara itu, Sukron mengaku telah kecanduan video porno sejak lama. Hal itu membuat Sukron tak mampu mengontrol nafsunya. "Sudah lama (kecanduan video porno), sejak kuliah," katanya saat jumpa pers di Mapolresta Yogyakarta, Selasa (17/3).
Bahkan, dia mengaku perbuatannya tersebut bukan pertama kali ia lakukan. Namun, yang hampir berhasil baru sekali.
"Korban lain, tempat lain. Tidak sampai ngapa-ngapain. Dia lari saya juga lari, kalau kemarin itu (sampai pencabulan) baru sekali itu (di Gang Satria)," katanya.
Sukron mengaku sengaja melarikan diri ke Jawa Timur karena aksinya tertangkap CCTV dan viral di medsos. Dia juga menyesal telah melakukan aksinya tersebut. "Saya tertangkap di masjid, di sana (Sidoarjo) saya sempat di kasih makan warga, karena bingung terus ditolong dan dikasih uang Rp 50 ribu juga," ucapnya.