Kapal pesiar MV Columbus berbendera Bahama berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi berlabuhnya kapal pesiar yang membawa turis mancanegara itu.
Saat dihubungi, Ganjar menyebut berlabuhnya kapal pesiar MV Columbus di Pelabuhan Tanjung Emas itu telah sesuai dengan protokol kesehatan.
"Yang di Semarang sudah sesuai protokol kesehatan," kata Ganjar kepada detikcom melalui pesan singkat, Jumat (13/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan sebelumnya, kapal pesiar MV Columbus akhirnya berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pagi ini. Padahal sebelumnya kapal pesiar mewah ini ditolak sandar di Surabaya oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Hasil pemeriksaan clear, tidak ada yang positif (virus Corona atau COVID-19)," kata Kepala KKP Semarang, Aryanti lewat pesan singkat kepada wartawan, Jumat (13/3).
Dari pantauan detikcom, turis mancanegara itu turun di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Para turis tersebut kemudian melewati pintu kedatangan internasional dan terlebih dahulu melalui thermal scanner.
Belasan bus sudah menunggu di halaman parkir pelabuhan. Dari informasi yang diperoleh detikcom, kapal tersebut membawa total 1.044 penumpang termasuk kru 624 orang.
Sebelum tiba di Semarang, kapal tersebut berada di Lombok. Sedianya kapal tersebut juga akan bersandar di Surabaya namun urung dan langsung menuju ke Semarang.
Simak Juga Video "Corona Merebak, Pelindo II Masih Terima Kapal Bersandar di Tj. Priok"
Terpisah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku menolak kapal pesiar MV Columbus sandar di Surabaya. Risma tidak ingin ada risiko terhadap kedatangan kapal tersebut.
"Sudah kemarin kami tolak, dan disetujui," kata Risma di Gelanggang Remaja, Rabu (11/3).
Sebelum bersandar di Indonesia, kapal pesiar tersebut bersandar di Darwin, Australia. Risma mengatakan penolakan itu telah dilakukan sebelum kapal pesiar tersebut bersandar. Sebab, ia mempertimbangkan kerugian pihak jika penolakan dilakukan mendadak, seperti angkutan dan makanan.
"Mangkanya aku nggak mau gitu, minimal sehari lah, tapi kalau bisa sebelumnya. Kalau memang nggak, nggak, karena saya nggak punya manifes lah dari tiap-tiap orang. Beda dengan yang dulu kalau ada manifes ada laporan tiap-tiap orangnya. Jadi tahu berapa orang," jelasnya.
Risma menyebut mulanya kapal pesiar MV Columbus tidak ada rencana bersandar di Indonesia. Melainkan ke Jepang lalu ke China.
"Mereka kan nggak bisa singgah di tempat itu, terus dialihkan ke sini. Lah saya kan nggak mau itu, kemudian saya dari kemarin minta data masing-masing dari penumpang. Tapi nggak dapat, lha aku nggak berani kalau ada apa-apa kan aku yang diamuk warga," ujar Risma.