Mantan Menpora yang juga Wakil Ketua Umum (nonaktif) Partai Demokrat, Roy Suryo, mundur dari Partai Demokrat. Sosok Roy kerap jadi sorotan publik, salah satunya gegara isu menggondol ribuan barang milik Kemenpora.
Kasus ini sempat mengalir ke meja hijau namun akhirnya diselesaikan dengan permintaan maaf, seperti apa perjalanan kisahnya?
Kasus ini bermula pada September 2018 lalu. Saat itu beredar surat Kemenpora yang meminta Roy Suryo agar mengembalikan barang-barang milik negara. Barang-barang itu diduga telah digondol Roy Suryo saat masih menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) periode 2013-2014.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak tanggung-tanggung, total barang negara yang diminta dikembalikan oleh Kemenpora saat itu sebanyak 3.226 unit. Tetapi Roy merasa kaget saat dikirimi lampiran list barang-barang yang harus dikembalikan, dari sendok hingga pompa air. Namun, Kemenpora membenarkan soal list barang tersebut.
"Surat itu betul, bukan hoax. Asli tanda tangan saya," kata Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto saat dihubungi, Selasa (4/9/2018).
Gatot menyebut surat bernomor 5-2-3/SET.BIII/V/2018 itu dibuat pada 1 Mei 2018. Namun dia mengaku tak tahu-menahu mengapa surat ke Roy Suryo baru beredar dan heboh pada bulan September 2018.
Surat untuk Roy itu guna menindaklanjuti pemeriksaan tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasil pemeriksaan BPK, menyebut ada 3.226 unit barang yang belum dikembalikan.
"Sudah ada yang dikembalikan tahun 2016 sebanyak (senilai) Rp 500 juta, sekarang barangnya ada di gudang kami. Tapi sisanya belum, makanya masih muncul di temuan BPK," sebut Gatot.
Setelah ramai jadi perbincangan, Roy Suryo akhirnya angkat bicara terkait surat penagihan barang itu. Dia merasa difitnah, apalagi suratnya sudah beredar luas.
"Maaf setelah lama bersikap sabar dan mengalah terhadap kabar aset BMN (Barang Milik Negara, -red) Kemenpora sebanyak 3.226 unit yang disebut-sebutkan 'masih saya bawa (?)', padahal ini tidak benar sama sekali," kata Roy melalui pesan singkat saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (5/9/2018).
Roy Suryo akhirnya menunjuk pengacara, Tigor Simatupang untuk mengurusi kasus ini. Tigor menyebut kliennya menerima surat lampiran berisi dafar barang-barang yang harus dikembalikan. Namun, surat dari Kemenpora tertanggal 1 Mei 2018 itu belum diterima pihak Roy Suryo.
"Ini apa? Satu set sendok dihitung satu-satu, bor, kabel-kabel, pompa air," sebut Tigor, saat dihubungi, Kamis (6/9/2018).
Tigor menyebut pembelian barang-barang itu dilakukan bawahan Roy saat menjabat Menpora. Segala urusan tanggung jawab pembelian, kata Tigor, semestinya dipegang bawahan seperti Kepala Bagian Urusan Rumah Tangga.
Penagihan barang oleh Kemenpora ini lalu berbuah dengan pencopotan Roy Suryo dari posisi Waketum Partai Demokrat. Roy diminta fokus menyelesaikan masalahnya dengan Kemenpora.
"Wanhor keluarkan rekomendasi dan sudah diterbitkan SK penonaktifan oleh Ketum dan Sekjen," ujar Ketua Dewan Kehormatan (Wanhor) PD Amir Syamsuddin kepada detikcom, Sabtu (15/9/2018).
Tak cuma itu, kantor DPP Partai Demokrat juga sempat didemo gegara dugaan Roy Suryo belum mengembalikan barang milik Kemenpora.
Untuk mengakhiri polemik ini, Menpora yang kala itu dijabat Imam Nahrawi mengusulkan mediasi dengan Roy Suryo. Namun, lewat pengacaranya, Roy Suryo sudah melayangkan somasi ke Kemenpora dan menuntut permintaan maaf.
"Mereka harus klarifikasi ke media, jangan asal ngomong. Dia sebagai Sesmenpora jangan asal ngomong," ucap Tigor kepada wartawan di Kantor Menpora, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10/2018).
Lama tidak terdengar kabarnya, kasus ini ternyata berlanjut ke meja hijau. Kemenpora mengajukan gugatan ke PN Jaksel. Namun, belakangan gugatan itu ternyata dicabut.
"Gugatan itu dicabut oleh penggugatnya," kata humas PN Jaksel, Achmad Guntur saat dihubungi detikcom, Selasa (18/6/2019).
Sekitar sepuluh bulan berjalan, pada Juni 2019 perselisihan Kemenpora dengan Roy Suryo sampai di pungkasan cerita. Menpora Imam Nahrawi mencabut gugatan atas Roy Suryo terkait ribuan aset negara yang belum dikembalikan. Atas pencabutan gugatan itu, Roy Suryo bersyukur.
"Meski saya benar-benar telah menjadi korban (yang sangat keji), namun saya memaafkan semua pihak yang terlibat termasuk para pem-bully," kata Roy melalui pesan singkat WA ke wartawan.