Tanah Retak di Perkampungan Magelang, Ratusan Warga Masih Mengungsi

Tanah Retak di Perkampungan Magelang, Ratusan Warga Masih Mengungsi

Eko Susanto - detikNews
Senin, 09 Mar 2020 21:46 WIB
Posko pengungsian warga yang terdampak tanah retak di Magelang, Senin (9/3/2020).
Posko pengungsian warga yang terdampak tanah retak di Magelang, Senin (9/3/2020). (Foto: Eko Susanto/detikcom)
Magelang -

Ratusan warga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Salaman, Kabupaten Magelang masih mengungsi karena ada retakan tanah atau tanah bergerak yang mengancam perkampungan. Saat ini tercatat sebanyak 118 jiwa yang memilih bertahan di posko pengungsian.

"Di Sidosari ada 118 jiwa yang mengungsi," kata Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto, Senin (9/3/2020).

Warga mulai mengungsi sejak Kamis (5/3/) malam. Mereka mengungsi ke rumah mantan kepala desa yang dijadikan posko pengungsian. Berdasarkan data yang ada di Posko Lapangan Desa Sidosari, pengungsi berasal dari 59 rumah tangga yang terdiri 68 kepala keluarga (KK) atau 118 jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Edy menjelaskan, BPBD telah meminta bantuan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung untuk melakukan kajian di lokasi tanah retak di Sidosari. Selain itu, kata Edy, di wilayah Kajoran, Salamkanci, Kenalan (Borobudur) juga dilakukan kajian.

"Harapan kami rekomendasi segera turun. Melalui rekomendasi itu kita akan memperoleh informasi yang baik untuk menentukan langkah berikutnya setelah ini," ujarnya.

ADVERTISEMENT


Edy menambahkan, sampai sekarang warga terdampak di Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari masih mengungsi di posko pengungsian. Sebagian di antaranya ada yang mengungsi di rumah saudaranya.

"Sampai sekarang masyarakat yang terancam di bawah masih mengungsi, ada 118 jiwa yang mengungsi. Yang mengungsi berkurang dari mereka sebagian ngungsinya di keluarganya atau di wilayah lain, jadi tidak mengungsi di desa itu," ujarnya.

Sementara itu, Dinas ESDM Jawa Tengah telah mengecek lokasi tanah bergerak di Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Magelang ini.

"Melihat posisi kejadiannya, daerah ini secara umum adalah yang terdiri dari batuan lapukan dari breksi vulkanik produk letusan gunung api yang tua. Dalam arti produk breksi vulkanik yang lapuk, kemudian dari posisinya berada pada batuan yang umurnya muda. Daerah ini adalah daerah endapan yang kemudian berlereng," kata Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, saat ditemui di lokasi Desa Sidosari, Senin (9/3/2020) malam.

Tanah Retak di Perkampungan Magelang, Ratusan Warga Masih MengungsiDinas ESDM Jawa Tengah mengecek lokasi tanah gerak di Salaman, Magelang, Senin (9/3/2020). Foto: Eko Susanto/detikcom

Terkait langkah yang diambil sekarang, kata dia, Pemkab Magelang sudah tepat mengosongkan beberapa rumah. Pihaknya pun memberikan sejumlah rekomendasi.

"Satu, penanganan darurat yakni membongkar rumah yang membahayakan. Dua, dengan dewatering (pengeringan). Tiga, penataan ulang air. Kemudian, brubuh bambu (membongkar pohon bambu), membersihkan material longsoran dan memperbaiki lereng. Itu rekomendasinya," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 215 warga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Salaman, Kabupaten Magelang mengungsi. Mereka khawatir keselamatan jiwanya karena ada retakan tanah atau tanah bergerak yang mengancam perkampungan.

Salah satu warga, Suroto (65) mengatakan pada Kamis (5/3) pagi hujan deras dan sekitar pukul 05.30 WIB terjadi longsor. Material longsoran tersebut menutup akses jalan dusun setempat. Selain longsor, ada retakan tanah yang memanjang.

"Akibat retakan tanah ini, kami berupaya menutupnya agar air tidak masuk," tuturnya saat ditemui di lokasi, Jumat (6/3).

Warga lainnya, Khamid Abdullah (60) menambahkan akibat adanya retakan tanah tersebut lantai yang dipasangi keramik merenggang sepanjang 4 meter dan lebar 2 cm. Atas kejadian tersebut, ia khawatir kondisi akan semakin parah jika turun hujan lagi.

"Kami khawatir kalau turun hujan lagi. Ini rumah masih tergolong baru belum selesai semua. Keramik sudah pecah seperti ini," ujarnya seraya menyebut memutuskan mengungsi sejak Kamis (5/3) malam.

Tanah Retak di Perkampungan Magelang, Ratusan Warga Masih MengungsiTanah retak di Dusun Kranjang Lor, Salaman, Magelang, Jumat (6/3/2020). Foto: Eko Susanto/detikcom

Akibat adanya retakan tanah tersebut, tercatat ada delapan rumah yang mengalami kerusakan baik rusak sedang maupun rusak berat. Tanah di bawah rumah milik Rojadin dan Jarwadi misalnya, bergerak hingga posisi rumah menjadi miring. Demikian halnya rumah Ismu Nurfadil mengalami retak hingga posisi dinding menjadi miring.

Karena kondisi itulah warga memutuskan mengungsi baik di rumah kerabat. Warga yang mengungsi sebanyak 57 KK atau 215 jiwa.

Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan pihaknya melakukan kajian atas kejadian tanah bergerak di Desa Sidosari tersebut. Untuk itu, BPBD meminta bantuan pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Bandung. Edy membenarkan langkah warga yang mengungsi demi keselamatan.

"Yang jelas ada pergerakan tanah. Kemudian, kalau ada hujan tambah lebar retakannya, artinya memang ini pemicunya hujan. Untuk itu, warga menyingkir dulu, ngungsi. Kalau tidak hujan ya kira-kira aman, karena pemicunya biasa itu air. Memang kalau sudah sangat rentan, ada getaran bisa menyebabkan longsor," ujar dia.

Halaman 2 dari 2
(rih/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads