215 Warga Magelang Terpaksa Mengungsi karena Tanah Kampungnya Retak

215 Warga Magelang Terpaksa Mengungsi karena Tanah Kampungnya Retak

Eko Susanto - detikNews
Jumat, 06 Mar 2020 19:45 WIB
Tanah retak di Dusun Kranjang Lor, Salaman, Magelang, 6/3/2020
Tanah retak di Dusun Kranjang Lor, Salaman, Magelang. (Foto: Eko Susanto/detikcom)
Kabupaten Magelang -

Sebanyak 215 warga Dusun Kranjang Lor, Desa Sidosari, Salaman, Kabupaten Magelang mengungsi. Mereka khawatir keselamatan jiwanya karena ada retakan tanah atau tanah bergerak yang mengancam perkampungan.

Salah satu warga, Suroto (65) mengatakan pada Kamis (5/3) pagi hujan deras dan sekitar pukul 05.30 WIB terjadi longsor. Material longsoran tersebut menutup akses jalan dusun setempat. Selain longsor, ada retakan tanah yang memanjang.

"Akibat retakan tanah ini, kami berupaya menutupnya agar air tidak masuk," tuturnya saat ditemui di lokasi, Jumat (6/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

215 Jiwa Di Magelang Terpaksa Mengungsi karena Tanah Kampungnya RetakRetakan yang memicu terjadinya longsor. (Foto: Eko Susanto/detikcom)

ADVERTISEMENT


Warga lainnya, Khamid Abdullah (60) menambahkan akibat adanya retakan tanah tersebut lantai yang dipasangi keramik merenggang sepanjang 4 meter dan lebar 2 cm. Atas kejadian tersebut, ia khawatir kondisi akan semakin parah jika turun hujan lagi.

"Kami khawatir kalau turun hujan lagi. Ini rumah masih tergolong baru belum selesai semua. Keramik sudah pecah seperti ini," ujarnya seraya menyebut memutuskan mengungsi sejak Kamis (5/3) malam.


Akibat adanya retakan tanah tersebut, tercatat ada delapan rumah yang mengalami kerusakan baik rusak sedang maupun rusak berat. Tanah di bawah rumah milik Rojadin dan Jarwadi misalnya, bergerak hingga posisi rumah menjadi miring. Demikian halnya rumah Ismu Nurfadil mengalami retak hingga posisi dinding menjadi miring.

Karena kondisi itulah warga memutuskan mengungsi baik di rumah kerabat. Warga yang mengungsi sebanyak 57 KK atau 215 jiwa.

215 Jiwa Di Magelang Terpaksa Mengungsi karena Tanah Kampungnya RetakWarga menunjukkan tanah retak. (Foto: Eko Susanto/detikcom)


Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan pihaknya melakukan kajian atas kejadian tanah bergerak di Desa Sidosari tersebut. Untuk itu, BPBD meminta bantuan pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Bandung. Edy membenarkan langkah warga yang mengungsi demi keselamatan.

"Yang jelas ada pergerakan tanah. Kemudian, kalau ada hujan tambah lebar retakannya, artinya memang ini pemicunya hujan. Untuk itu, warga menyingkir dulu, ngungsi. Kalau tidak hujan ya kira-kira aman, karena pemicunya biasa itu air. Memang kalau sudah sangat rentan, ada getaran bisa menyebabkan longsor," ujar dia.

Halaman 2 dari 2
(mbr/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads