Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah dan Blora telah memeriksa lubang bekas semburan lumpur di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Keduanya memberi rekomendasi untuk menutup lubang bekas semburan air bercampur material lumpur dan batu itu.
Kepala Bidang Pertambangan Migas Dinas ESDM Blora Teguh Wiyono mengatakan, penutupan terhadap lubang akan dilakukan dengan cara disemen. Hal itu sebagai antisipasi potensi gas rawa yang mengakibatkan semburan air.
"Menutup lubang dengan penyemenan untuk antisipasi masih adanya potensi gas rawa dan sifat air asin yang tidak layak pakai. Mengimbau kepada masyarakat agar melakukan perizinan sebelum melaksanakan pemboran air tanah," kata Teguh saat dihubungi detikcom, Minggu (1/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kajian dari tim Dinas ESDM Blora dan Provinsi Jawa Tengah, di lokasi yang berada di Dusun Karangasem Desa Karanganyar Kecamatan Purwodadi, Grobogan itu, didapati air bercampur material lumpur dan batu tersebut tergolong tidak berbahaya. Semburan terjadi karena adanya gas rawa.
"Litologi pasiran, kondisi air asin, namun tidak tercium adanya gas sulfur (H2S), kenampakan hablur gas. Semburan terjadi karena manifes dari gas rawa yang bertekanan. Air semburan asin," paparnya.
Kini semburan dipastikan tidak lagi terjadi di lokasi setempat. Ia pun mengimbau agar warga tidak mendekat, terlebih menyalakan api di sekitar lokasi bekas semburan.
Semburan air bercampur material berupa lumpur tersebut terjadi pada sebuah lubang pengeboran sumur di lahan milik Panti Asuhan Yayasan Yatama Grobogan. Pertama kali lubang tersebut mengeluarkan semburan lumpur pada Sabtu (29/2) sekitar pukul 06.00 WIB.
Cairan cukup kental dan berwarna cukup pekat. Hanya saja cairan tersebut tidak menimbulkan bau yang menyengat.
Fenomena itu pun kini menjadi tontonan warga setempat. Lubang baru berhenti menyemburkan material pada Minggu (1/3) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.