Viral di media sosial, seorang siswa SD di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diduga menjadi korban bullying hingga harus dioperasi dan opname di rumah sakit. Pihak sekolah mengklaim telah melakukan penelusuran dan membantah kabar bullying tersebut.
Bocah itu diketahui sekolah di MI Qurrota A'yun, Kecamatan Ngemplak, Sleman. Saat dimintai konfirmasi, Kepala MI Qurrota A'yun Muh Afifuddin menyampaikan hasil penelusuran atas kabar tersebut.
"Kejadiannya itu mau salat duha, untuk antre wudu. Entah itu sengaja dipukul atau tidak, saya belum tahu juga. Kami belum telusuri lebih lanjut karena kami juga tidak berwenang untuk memastikan kemudian sehingga mengakibatkan anak tersebut sampai sakit perutnya," kata Afifuddin saat ditemui wartawan di MI Qurrota A'yun, Jumat (21/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Afifuddin mengaku sudah dikirimi hasil USG dari rumah sakit. Namun, dia enggan untuk membeberkan hasilnya dengan alasan tidak berhak untuk menyampaikan.
"Kami sudah terima, tapi kalau kami yang sampaikan hasilnya kan tidak berhak, karena yang berhak menyampaikan dokter," ucapnya.
Afifuddin meyakini tidak ada tindakan bullying. Menurutnya, para siswa yang salat di masjid sekolah, ada pengawasan dari guru yang piket.
"Setiap salat ada guru piket. Tapi waktu kejadian itu kami tidak tahu, karena memang kami juga tidak tahu siapa guru yang piket dan tidak ada CCTV," akunya.
Afifuddin menambahkan pihaknya juga sudah melakukan klarifikasi terhadap siswa kelas I yang diduga menjadi korban bully untuk menemukan siapa pelakunya. Afifuddin mengatakan telah menemukan siswa yang dituduh melakukan pemukulan, yakni kakak tingkat korban. Namun saat ditanya, tertuduh membantah keterangan korban.
"Anak itu (korban) sudah menyebut satu nama, lalu kami klarifikasi dan tanya kepada anak yang ditunjuk itu (pelaku). Tapi yang bersangkutan mengaku karena tidak melakukan (memukul) dan dari catatan kami yang tertuduh itu clear, yang tertuduh itu kelas V kalau tidak kelas VI," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, viral sebuah utas di akun Twitter @Mummy_Nduty. Utas yang diunggah akun tersebut bernarasi telah terjadi bullying di sebuah sekolah.
"Ada apa sih dgn anak sekolah skr ini? Anak SDpun udh mulai gila!!! Ortuuuu hallooo ortuuu tolong anak2nya diperhatikan dgn baik yaaaa...guru2 disekolah please dehhhh lu pada digaji buat ngedidik anak2 jd bener bukan malah cuci tangan dan cari alesan lain buat ngehindar," tulis akun tersebut yang diunggah pada 19 Februari 2020 seperti dikutip detikcom pada Jumat (21/2).
Saat detikcom melihat posting-an itu pada pukul 12.43 WIB, akun @Mummy_Nduty juga mengunggah tangkapan layar berisi percakapan pesan diduga orang tua korban.
Dalam utas itu juga tertulis narasi seorang siswa kelas 1 SD di-bully oleh kakak tingkatnya yang sudah kelas 6. Akibat bullying itu, korban harus dilarikan ke RS Sadewa, Babarsari. Namun, karena luka yang diderita korban tergolong berat maka harus dirujuk ke RS Bethesda.
Posting-an itu di-retweets ribuan kali dan mendapat ratusan komentar.
Seperti akun @ayah_9Garislucu yang menulis "ini validkah venti?". Tulisan itu dibalas oleh pemilik utas yakni @Mummy_Nduty "Valid anak masih di RS Bethesda skr".
Saat dimintai konfirmasi, Kabag Humas dan Marketing RS Bethesda Yogyakarta, Adhiyanto Priambodo membenarkan jika ada pasien rujukan dari RS Sadewa, Babarsari, Sleman. Pasien itu berinisial S warga Sleman dan sudah dirawat sejak Kamis (13/2) lalu.
"Kaitannya dengan rujukan ke RS Bethesda ada satu pasien umurnya 9 tahun masuk IGD pada Kamis (13/2/2020), kemudian dilakukan operasi, kemudian saat ini masih mondok di ruang anak-anak," ujar Adhiyanto saat ditemui wartawan di RS Bethesda, Jumat (21/2/2020).
Anak yang opname itu diketahui beralamat di Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman. Adhiyanto pun menyebut secara alur cerita rujukan di media sosial ada kecocokan.
"Jadi alamat anaknya itu di Mrican (Caturtunggal). Kecocokannya dalam narasi (di Twitter) itu soal rujukannya," jelasnya.