Viral di media sosial, seorang siswa SD di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diduga menjadi korban bullying hingga harus dioperasi dan opname di rumah sakit. Pihak sekolah membantah kabar bullying tersebut.
Bocah itu diketahui sekolah di MI Qurrota A'yun, Kecamatan Ngemplak, Sleman. Saat dimintai konfirmasi, Kepala MI Qurrota A'yun Muh Afifuddin menyampaikan klarifikasinya.
"Kami sampaikan beberapa fakta yang kami ketahui, benar ada siswa kami yang kelas 1 memang di RS Bethesda posisinya sekarang. Kemudian habis operasi? Iya," kata Afifuddin saat ditemui wartawan di MI Qurrota A'yun, Jumat (21/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai penyakitnya apa masih simpang siur juga. Mengenai informasi tentang penganiayaan, kami sampaikan bahwa memang tidak ada penganiayaan," tukasnya.
![]() |
Menurut Afifuddin, siswa tersebut sudah tidak masuk sekolah sejak 10 Februari 2020. Namun, sebelumnya juga sudah sering tidak masuk sekolah.
"Sudah tidak sekolah sejak 10 Februari, tapi sebelumnya juga sering absen. Tapi saya tidak tahu penyebabnya," sebutnya.
Afifuddin kembali menegaskan jika tidak ada kejadian bullying. Termasuk kabar yang viral di media sosial, seperti yang dinarasikan oleh akun Twitter @Mummy_Nduty, juga dibantah oleh Afifuddin.
Afifuddin menyebut pihak sekolah juga telah melakukan penelusuran terkait kabar viral tersebut.
"Kami sampaikan bahwa memang tidak ada penganiayaan. Kalau bayangan penganiayaan itu kan dipojokkan, dipukuli, itu tidak ada dan kami telah telusuri," jelasnya.
Simak Juga Video "Uang Rp 2.000, Motif Sekelompok Siswa SMP Purworejo Keroyok Siswi"
Diberitakan sebelumnya, viral sebuah utas di akun Twitter @Mummy_Nduty. Utas yang diunggah akun tersebut bernarasi telah terjadi bullying di sebuah sekolah.
"Ada apa sih dgn anak sekolah skr ini? Anak SDpun udh mulai gila!!! Ortuuuu hallooo ortuuu tolong anak2nya diperhatikan dgn baik yaaaa...guru2 disekolah please dehhhh lu pada digaji buat ngedidik anak2 jd bener bukan malah cuci tangan dan cari alesan lain buat ngehindar," tulis akun tersebut yang diunggah pada 19 Februari 2020 seperti dikutip detikcom pada Jumat (21/2).
Saat detikcom melihat posting-an itu pada pukul 12.43 WIB, akun @Mummy_Nduty juga mengunggah tangkapan layar berisi percakapan pesan diduga orang tua korban.
Dalam utas itu juga tertulis narasi seorang siswa kelas 1 SD di-bully oleh kakak tingkatnya yang sudah kelas 6. Akibat bullying itu, korban harus dilarikan ke RS Sadewa, Babarsari. Namun, karena luka yang diderita korban tergolong berat maka harus dirujuk ke RS Bethesda.
Posting-an itu di-retweets ribuan kali dan mendapat ratusan komentar.
Seperti akun @ayah_9Garislucu yang menulis "ini validkah venti?". Tulisan itu dibalas oleh pemilik utas yakni @Mummy_Nduty "Valid anak masih di RS Bethesda skr".
![]() |
Saat dimintai konfirmasi, Kabag Humas dan Marketing RS Bethesda Yogyakarta, Adhiyanto Priambodo membenarkan jika ada pasien rujukan dari RS Sadewa, Babarsari, Sleman. Pasien itu berinisial S warga Sleman dan sudah dirawat sejak Kamis (13/2) lalu.
"Kaitannya dengan rujukan ke RS Bethesda ada satu pasien umurnya 9 tahun masuk IGD pada Kamis (13/2/2020), kemudian dilakukan operasi, kemudian saat ini masih mondok di ruang anak-anak," ujar Adhiyanto saat ditemui wartawan di RS Bethesda, Jumat (21/2/2020).
Anak yang opname itu diketahui beralamat di Caturtunggal, Kecamatan Depok, Sleman. Adhiyanto pun menyebut secara alur cerita rujukan di media sosial ada kecocokan.
"Jadi alamat anaknya itu di Mrican (Caturtunggal). Kecocokannya dalam narasi (di Twitter) itu soal rujukannya," jelasnya.
Namun, Adhiyanto belum bisa membeberkan penyebab anak tersebut harus dioperasi dan opname. Menurutnya yang berhak menyampaikan diagnosis adalah dokter terkait.
"Kalau operasinya di bagian perut. Pasien ditangani dokter spesialis anak dan dokter spesialis bedah. Untuk diagnosa, sampai siang ini kami belum ketemu dokter sehingga kami tidak berwenang dengan diagnosa, karena harus dokter yang menyampaikan dan izin keluarga," jelasnya.