"Mari bersahabat dengan alam sekaligus merehabilitasi lahan dengan penanaman pohon skema agroforestri yang memadukan penanaman tanaman kehutanan seperti vetiver dengan tanaman pertanian yang memiliki nilai ekonomi," kata Jokowi.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat menghadiri penanaman puluhan ribu bibit vetiver, porang, dan aneka tanaman buah lainnya di hulu Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri Desa Jatisari Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Sabtu (15/2/2020).
Selama ini tanaman vetiver diketahui punya daya cengkeram kuat setara dengan seperenam kawat baja. Selain itu tanaman ini juga kuat mengikat tanah sehingga bisa mencegah longsor yang diakibatkan erosi oleh angin dan air.
"Yang paling penting ini, vetiver. Kombinasi antara sengon, vetiver, dan lainnya. Ini di tempat-tempat yang curam, di tempat-tempat yang mudah longsor, di tempat-tempat hulu yang fungsi mengikat tanahnya itu penting, ini yang harus ditanam," pesan Jokowi.
Jokowi menyarankan di sela penanaman vetiver juga ditanam tanaman-tanaman produktif seperti kelengkeng, alpukat, durian, sirsak, petai, dan lain sebagainya. Dia menambahkan pola penanaman ini nantinya akan diterapkan di daerah-daerah lain yang masuk ke daerah aliran sungai untuk mencegah erosi dan sedimentasi ke waduk-waduk yang berada di sekitarnya.
"Vetiver nanti tiga sampai empat tahun akarnya bisa sampai tiga sampai empat meter dan mengikat tanah," terang dia.
Untuk diketahui, Desa Jatisari merupakan bagian Daerah Aliran Sungai Keduang yang menyumbang sedimentasi ke Waduk Gajah Mungkur. Sedimentasi itu pada akhirnya dapat memperpendek usia waduk dari yang diperkirakan sehingga dibutuhkan upaya pengendalian erosi dan sedimentasi melalui rehabilitasi hutan dan lahan. (ams/ams)