Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis catatan peningkatan aktivitas Gunung Merapi selama tahun 2012-2019. Aktivitas dari salah satu gunung teraktif di dunia itu terdiri dari tujuh fase.
Berikut catatan BPPTKG terkait fase aktivitas Merapi seperti yang dirangkum detikcom, Kamis (13/2/2020):
1. Intrusi di Dapur Magma (15 Juli 2012-20 April 2014)
Indikasi:
- Enam kali letusan freatik pada 15 Juli 2012-20 April 2014 yang terjadi tanpa gejala yang jelas
- Seismisitas bulan April 2018 rendah dengan rincian 1 kali vulkano-tektonik dangkal (VTB), 15 kali multi-phase (MP), dan 40 kali gempa guguran/rock-fall (RF)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Intrusi di Konduit Dalam (11 Mei 2018-1 Juni 2018)
Indikasi:
- 12 kali letusan freatik
- 21 Mei 2018 pukul 23.00 tingkat aktivitas dinaikkan dari Normal ke Waspada
- Vulcano tektonik dalam (VTA) mendahului letusan terbesar 11 Mei dan 1 Juni 2018
- Seismisitas bulan Mei 2018: VTA 15 kali, VTB 6 kali, MP 42 kali, DG (embusan/degassing) 40 kali, dam RF 130 kali
3. Intrusi di Kantong Magma 1,5-2,5 km (Juni 2018)
Indikasi:
- Terjadi penurunan seismitas pada dua minggu terakhir bulan Juni terutama gempa guguran dan hembusan
- Seismitas pada bulan Juni 2018: VTA 2 kali, VTB 5 kali, MP 51 kali, LF (low-frequency) 6 kali, DG 90 kali, dan RF 157 kali
4. Intrusi di Konduit Dangkal (Juli 2018-10 Agustus 2018)
Indikasi:
- Peningkatan seismisitas pada Juli 2018: VTB 31 kali, LF 27 kali, MP 145 kali, dan RF 149 kali
- Pemendekan jarak EDM sekitar 2 cm pada 15 Juli-awal Agustus 2018
- Inflasi terdeteksi dari pemodelan data GPS
- Guguran besar terdengar di Babadan pada 1 Agustus 2018
5. Ektrusi dan Pertumbuhan Kubah Lava (11 Agustus 2018-28 Januari 2019)
Indikasi:
- Gempa embusan besar terdengar oleh warga Deles pada tanggal 11 Agustus 2018, indikasi ekstrusi lava baru. Material baru teramati dari foto drone
- Kubah lava tumbuh dengan laju rata-rata 3.000 m3/hari
- Kejadian guguran intensif rata-rata 40 kali/hari
- Terjadi guguran lava pijar ke arah Kali Gendol pertama pada tanggal 23 November 2018 sebanyak 4 kali dengan jarak luncur maksimum 300 meter
- Seismisitas sebulan terakhir VTB 8 kali, MP 15 kali, LF 28 kali, DG 71 kali, RF 1.132 kali
- Deformasi: inflasi pada kantong magma dangkal dengan kedalaman 1-2 kilometer di bawah puncak
6. Ekstrusi dan Pembentukan Awan Panas dan Guguran Lava (29 Januari 2019-21 September 2019)
Indikasi:
- 29 Januari: Terjadi awan panas pertama sebanyak tiga kali dengan jarak luncur maksimal 1,4 kilometer
- Pertumbuhan kubah lava tidak teramati
- Seismisitas bulan Maret 2019, VTB 20 kali, MP 86 kali, LF 77 kali, RF 1.111 kali, dan PF (awan panas) 36 kali
- Deformasi: siklus inflasi-deflasi pada kantong magma dangkal
7. Suplai Magma Baru dari Dapur Magma (22 September 2019-saat ini)
Indikasi:
- Penurunan kejadian guguran (RF)
- Peningkatan gempa VTA
- 4 kali letusan abu
- Sumber tekanan di kedalaman 8 kilometer dihasilkan dari pemodelan deformasi
- Seismisitas bulan Oktober 2019: VTA 94 kali, VTB 36 kali, MP 360 kali, LF 31 kali, RF 240 kali
Tonton juga Hujan Abu di Glagaharjo Sleman Usai Erupsi Merapi :
Aktivitas terkini Merapi adalah letusan eksplosif pada pukul 05.16 WIB pagi tadi.
Informasi dari BPPTKG, letusan Merapi pagi tadi tercatat di seismograf dengan amplitudo 75 mm dan durasi 150 detik. Lontaran material erupsi teramati terjadi dalam radius 1 km dari puncak. Kolom asap letusan teramati setinggi 2 km dengan angin saat kejadian mengarah ke barat laut.
Hujan abu dilaporkan terjadi di sekitar Gunung Merapi dalam radius 10 km terutama di sektor selatan seperti wilayah Desa Hargobinangun, Glagaharjo, dan Kepuharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sebelumnya, pada September-November 2019 terjadi letusan eksplosif sebanyak 4 kali. Pada pertengahan Desember 2019 sampai dengan pertengahan bulan Januari 2020 kembali terjadi peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik dalam, kemudian diikuti peningkatan aktivitas di permukaan seperti gempa guguran/rock-fall (RF), hembusan/degassing (DG), low-frequency LF, multi-phase (MP), dan vulkano-tektonik dangkal (VTB). Setelah itu terjadi letusan tanggal 13 Februari 2020 ini.
"Data observasi ini menunjukkan kelanjutan aktivitas intrusi magma menuju permukaan, yang merupakan fase ke-7 dari kronologi aktivitas erupsi Gunung Merapi 2018-2020," jelas Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangannya siang ini.