Gunung Merapi erupsi pukul 05.16 WIB pagi tadi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap sejumlah fakta terkait peristiwa tersebut.
Berikut rangkumannya:
1. Tinggi kolom erupsi capai 2 KM
BMKG mengungkap tinggi kolom erupsi Gunung Merapi pagi tadi mencapai sekitar 2.000 meter. Erupsi tersebut merupakan erupsi gas yang kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan erupsi ini menjadi karakter Gunung Merapi saat ini. Untuk itu, dia mengimbau warga untuk tidak panik.
Baca juga: Hujan Meredakan Guyuran Abu di Lereng Merapi |
"Karena dari data-data yang ada, itu tidak ada kenaikan yang signifikan. Jadi masyarakat tidak usah panik. Ini adalah karakter Merapi yang sekarang ini," kata Hanik kepada wartawan, Kamis (13/2/2020).
2. Material erupsi Gunung Merapi yang terlontar berupa gas dan abu vulkanik
Fakta selanjutnya, yakni soal material yang keluar saat erupsi Gunung Merapi yang berupa gas dan abu vulkanik. Hanik menegaskan, tidak ada awan panas saat Gunung Merapi erupsi tadi.
Tonton juga Hujan Abu di Glagaharjo Sleman Usai Erupsi Merapi :
3. Erupsi Merapi disebabkan akumulasi gas
Hanik menjelaskan soal penyebab erupsi Gunung Merapi hari ini.
"Letusan ini disebabkan oleh akumulasi gas. Dampaknya hanya hujan abu tipis, sebarannya sampai sekitar 10 kilometer kalau tidak salah. Nanti saya cek lagi untuk sebaran abunya," katanya.
4. Muncul titik merah saat erupsi Gunung Merapi
Hanik juga menjelaskan soal titik merah yang terlihat di foto dan video Gunung Merapi erupsi pagi tadi.
"Tadi pagi ada merah-merah, itu hanya material yang dilontarkan ke permukaan," tegasnya.
"Kubah lava ada material yang terlontarkan ya nanti kita lihat dalam waktu dekat kalau sudah aman lagi ya kita evaluasi," lanjutnya.
5. Belum Ada deformasi kubah Merapi pascaerupsi
Hanik juga menjelaskan sejauh ini belum ada deformasi atau perubahan signifikan di kubah Merapi. Hingga saat ini Status Gunung Merapi di level Waspada sejak 21 Mei 2018.