Jumlah warga Brebes, Jawa Tengah, yang dinyatakan positif terkena demam berdarah dengue (DBD) sebanyak 23 orang. Satu orang di antaranya, masih usia kanak-kanak, meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes mencatat sebagian besar penderita DBD berusia dewasa. Secara rinci disebutkan, usia di bawah 18 tahun sebanyak 11 orang, dan 12 orang lainnya berusia di atas 18 tahun.
"(Pemeriksaan) Laboratorium menunjukan hasil positif. Untuk pasien dengan gejala mirip DBD belum bisa kami laporkan karena menunggu hasil laboratorium," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Imam Budi Santoso, Kamis (13/2/2020).
Dari catatan yang ada menunjukkan pada 2018 di pertengahan Februari jumlah penderita DBD di Brebes sebanyak 40 orang dan empat di antaranya meninggal dunia. Pada tahun 2019 hingga pertengahan Februari jumlah penderita sebanyak 60 orang, dan meninggal dunia sebanyak enam orang.
"Mudah-mudahan tidak meningkat lagi. Pada periode yang sama (pertengahan Februari) tahun ini, ada 23 positif DB dan meninggal cuma 1 orang," terangnya.
Pada tahun ini, penderita DBD yang meninggal dunia adalah Arneska Nailal Raizano, bocah laki-laki 11 tahun warga Jalan MT Haryono Brebes. Bocah ini meninggal setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebaran penyakit ini tidak hanya di wilayah pesisir atau dataran rendah. Data terbaru menunjukkan, empat warga pegunungan di Kecamatan Salem juga positif demam berdarah.
Dari 17 kecamatan di Kabupaten Brebes, Kecamatan Banjarharjo menempati jumlah terbanyak penderita DBD, yakni sebanyak delapan orang. Sisanya tersebar di berbagai kecamatan.
"Selama ini kita terpaku hanya wilayah pesisir yang diserang nyamuk (penular) DBD. Namun ternyata sudah menyebar ke wilayah pegunungan yakni Salem. Di kecamatan itu ada empat orang warga yang dinyatakan positif," jelas Imam.
Mengantisipasi penyebaran DBD, Imam meneruskan, sudah memerintahkan 38 Puskesmas untuk aktif mencari info ke warga di wilayah kerja masing-masing. Tujuannya untuk mendeteksi warga yang terkena DBD agar mudah ditangani.
"Kami perintahkan petugas ke rumah rumah warga. Selain untuk mencari info warga yang terkena DBD juga memberikan sosialisasi tentang PSN (pemberantasan sarang nyamuk)," pungkasnya.