Bu Tumini memang telah tiada. Namun kisah perjuangannya membangun bisnis mi ayam Tumini membuat kuliner ini jadi legendaris layak diulas.
Mi ayam ini sudah ada sejak 1990-an. Warungnya dibuka Bu Tumini dan suaminya di sekitar Terminal Bus Giwangan, Yogyakarta.
Salah seorang karyawannya, Mursam (44), bercerita warung mi ayam Tumini tak sebesar saat ini. Pria yang sudah belasan tahun bekerja di warung mi ayam Tumini ini bercerita bisnis Bu Tumini sempat melalui masa sulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saat ditinggal almarhum (suami Tumini) sempat ambleg, dulu itu dalam sehari hanya habis (mi) 2-5 kilogram saja. Terus dipegang Bu Tumini mulai bangkit lagi sampai jadi seperti sekarang ini," saat berbincang dengan wartawan tahun lalu.
Menurutnya, mi ayam Tumini berkembang pesat karena memiliki ciri khas kuah ayam yang kental. Selain itu, mi yang digunakan adalah mi buatan sendiri.
"Ciri khasnya dari zaman dulu (sejak berdirinya mi ayam Tumini) adalah kuahnya yang kental, kuah (ayam) yang kental itu karena kaldunya dan pakai santan yang masak, itu yang membedakan dengan mi ayam lainnya," ujarnya.
Simak Video "Pemilik Mi Ayam Legendaris 'Tumini' Meninggal Dunia"
"Selain itu, mi kita buat sendiri, jadi selalu fresh," imbuh Mursam.
Lebih lanjut Mursam menyebut, saat ini mi ayam Tumini mampu menjual ratusan porsi dalam sehari. Bahkan, dalam sehari warung mi ayam tersebut mampu menghabiskan 60-100 kilogram mi dan 30-40 daging ayam.
"Kalau hari biasa bisa laku sampai 350 porsi (mi ayam), terus kalau hari Sabtu sama Minggu bisa sampai 500 porsi dalam sehari," katanya.
Ada empat varian dalam menu mi ayam Tumini, yakni mi ayam Rp 10.000, mi ayam 1/2 Rp 8.000, mi ayam jumbo Rp 14.000, mi ayam ceker Rp 14.000, dan sawi ayam Rp 8.000. Sedangkan minuman yang tersedia adalah es teh, teh anget, es jeruk, dan jeruk anget, yang dipatok Rp 3.000.
"Sawi ayam itu hanya sawi sama kuah kental isi potongan ayam itu, gampangnya mi ayam tapi tidak pakai mi," ucapnya.
Bu Tumini telah meninggal dunia pada Jumat (7/2) malam. Jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, keesokan harinya. Sedangkan warung mi ayam Tumini masih tutup hingga hari ini dan rencananya akan buka lagi pekan depan.