Polisi mengungkap kasus perdagangan ayam tiren di Boyolali, Jawa Tengah. Pelaku menggunakan sejumlah bahan kimia untuk menghilangkan bau busuk dan menyamarkan warna daging ayam.
"Ungkap kasus ayam tiren ini berawal dari penyelidikan anggota kami, tim Polsek Ampel. Kemudian kami lakukan pendalaman cukup lama dan akhirnya bisa mengungkap jagal tiren ini, sehingga kami lakukan proses sidik untuk kasusnya," kata Kapolsek Ampel, Boyolali, AKP Margono di kantornya, Senin (3/2/2020).
Satu orang pelaku berinisial FT (35) ditangkap di rumahnya, Kecamatan Gladagsari, Boyolali. Perempuan itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Boyolali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tersangka saat ini kami lakukan penahanan, kami titipkan di Rutan Polres Boyolali," ujarnya.
Margono menjelaskan, dari pengakuan pelaku, ayam tiren didapat dari peternak ayam potong. Pelaku sengaja mencari ayam yang sudah mati ke kandang atau peternakan ayam potong dengan alasan akan digunakan untuk pakan lele dan anjing.
Setelah memperoleh ayam tiren itu, pelaku kemudian membawanya pulang ke rumah untuk proses pembersihan. Setelah dipotong bersih, daging ayam tiren tersebut kemudian dicampur dengan sejumlah bahan untuk menyamarkan warna dan menghilangkan bau. Kemudian daging dimasak dan dibungkus plastik untuk dijual ke pasar.
"Menurut pengakuan tersangka, sampai saat ini masih dipasarkan di seputaran Ampel dan di Pasar Ampel," terang Margono.
Usaha pengolahan dan perdagangan ayam tiren tersebut sudah dilakukan pelaku sejak 5 bulan lalu. Dari ungkap kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya mesin pencabut bulu ayam, lemari pendingin, sepeda motor, bronjong, 18 ekor ayam tiren besar (total seberat 18 kg), 86 ekor ayam tiren kecil (44 kg), 105 ayam tiren yang sudah dipotong-potong seberat 15 kg.
Selain itu juga sejumlah bahan untuk menyamarkan warna dan bau busuk daging ayam tiren.
"Barang bukti ayam tiren kemudian dimusnahkan oleh petugas. Tersangka dikenakan Undang-undang Perlindungan Konsumen dan Undang-undang tentang Pangan," ujarnya.
(rih/rih)