Arif Kuliah di China Sulit Dihubungi, Keluarga di Gunungkidul Was-was

Arif Kuliah di China Sulit Dihubungi, Keluarga di Gunungkidul Was-was

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 30 Jan 2020 16:49 WIB
Kusyanta menunjukkan foto Arif
Kusyanta menunjukkan foto Arif. (Foto: Pradito R Pertana/detikcom)
Gunungkidul -

Arif Nur Rofiq (20) saat ini masih berada di Jiangsu, China, untuk menempuh studi perhotelan. Namun semenjak Senin lalu, keluarganya kesulitan menghubunginya. Komunikasi terakhir, Arif mengabarkan merebaknya virus Corona di kota tempatnya tinggal.

Kusyanta dan istri di Dusun Gembuk, Desa Getas, Playen, Gunungkidul, memaparkan bahwa Arif mendapat beasiswa menempuh studi perhotelan di Yangzhou Polytechnic College bersama 2 rekannya asal Sleman dan Jakarta.

"Dia (Arif) sudah sekitar 1,5 tahun di sana (Jiangsu) dalam rangka sekolah, kuliah. Karena dia dapat beasiswa. Di sana dia tinggal di asrama," papar Kusyanta saat ditemui di rumahnya, Kamis (30/1/2020).


Di tengah wabah virus Corona di China, da kesulitan berkomunikasi dengan anak pertamanya itu. "Biasanya WhatsApp sama video call itu, kalau komunikasi terakhir hari Senin (27/1). Senin itu dia (Arif) bilang kalau di sana (Jiangsu) banyak yang sudah kena wabah seperti itu (virus Corona)," ujarnya.

"Di sana semua aktivitas ditutup, diliburkan. Mau keluar-keluar saja terbatas, warung-warung tutup, masker terbatas, dia (Arif) bilang gitu," sambung Kusyanta memaparkan pengakuan anaknya.

Mendengar kabar tersebut, Yanto pun khawatir akan keadaan Arif. Ia sempat meminta Arif untuk pulang ke Indonesia, namun Arif memilih untuk bertahan di Jiangsu.

"Hari Senin itu dia (Arif) bilang kalau temannya ada yang berencana pulang ke Indonesia. Terus saya tanya dia, mau gimana dan dia bilang 'saya bertahan tidak apa-apa, Pak, karena mengingat biaya juga'. Kalau pulang kan pakai biaya sendiri," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Simak Video "Ramai-ramai Hentikan Penerbangan ke China Gegara Virus Corona"

[Gambas:Video 20detik]




Pada komunikasi terakhir itu, Arif mengatakan sedang magang karena kuliahnya libur. Uang hasil magang itu digunakan untuk biaya hidup. Sedangkan sekolah dan asramanya gratis.

Kekhawatiran pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang tambal ban ini bertambah karena selama 3 hari ini anaknya sulit untuk dihubungi. Terlebih, wabah virus Corona di Tiongkok belum berakhir hingga saat ini.


Ibunda Arif, Maryatun, juga mengaku khawatir dengan kondisi anaknya di perantauan. Terlebih, anaknya lebih memilih untuk bertahan di Jiangsu karena terbentur biaya untuk pulang.

"Ya kalau saya maunya anaknya bisa pulang. Kalau itu (virus Corona) sudah selesai, ke sana (Jiangsu) lagi," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(mbr/mbr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads