Dia bersama sejumlah warga membuka pintu itu dan mendapati pemandangan yang memilukan hati. Perempuan bertubuh kurus itu sulit bergerak, rambutnya gimbal sepanjang sekitar 1,5 meter.
Tak hanya itu, di rambut itu ada tikus, kecoak hingga bangkai tikus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah akan dimandikan sampai empat orang, (Sukiyah) berontak. Saudara jauhnya juga tidak berani (mendekati Sukiyah)," ujar Ardian.
"Sama saya, dia (Sukiyah) mau cerita, saya kira juga bakalan ngamuk. Tangan saya digenggam erat. Dia minta dibelikan susu. Mau dipotong rambutnya, tapi minta sampo hitam," lanjutnya.
Meski buta dan lumpuh, Sukiyah bisa berkomunikasi dengan lancar. Ardian kemudian berjanji kepada Sukiyah untuk datang lagi pada Sabtu (25/1) untuk memotong rambut dan membersihkan tubuh Sukiyah.
Rencana Ardian itu ternyata cepat menyebar dan keesokan harinya, Kamis (23/1) ada banyak warga dan perangkat desa datang untuk menolong Sukiyah. Namun Sukiyah menolak didekati.
Hingga akhirnya Ardian datang pada hari itu, lebih cepat dari rencananya.
"Saya ngobrol sambil sekalian potong rambut," kata Ardian.
Ardian memotong rambut sambil berbincang dan sesekali bercanda dengan Sukiyah. Sukiyah pun bisa tertawa saat rambutnya dipotong oleh Ardian.
"Potong rambut sekitar 20 menit," ujarnya.
Sukiyah saat ini telah berada di Rumah Pemulihan Efata dengan pendampingan Pemkab Semarang. Sedangkan warga telah bergotong royong membersihkan rumah Sukiyah.
(sip/sip)