.webp)
Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara mengunjungi ke Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof dr Soeharso, Solo. Dia berjanji akan merenovasi balai tersebut menjadi lebih modern.
"Jadi tampilan barulah semuanya, dan tentunya kita akan memperbarui peralatan agar lebih modern," kata Juliari di BBRSPDF Solo, Kamis (23/1/2020).
Balai Rehabilitasi Disabilitas di Solo ini dipuji sebagai pionir di Indonesia. Dia berharap balai bersejarah tersebut terus berfungsi secara optimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan yang pertama. Ini yang paling bersejarah sehingga kita merasa perlu untuk tidak hanya melestarikan, tetapi juga menjadikan balai ini berkibar kembali," kata dia.
Berdiri pertama kali pada 1951 dengan nama 'Balai Penderita Cacat', balai tersebut digunakan untuk merawat korban perang yang cacat. Nama BBRSPDF Prof dr Soeharso disahkan pada 2003 dan dipakai hingga saat ini.
 Foto: Mensos Juliari Batubara di BBRSPDF Prof dr Soeharso Solo (Bayu/detikcom) |
Balai tersebut dapat menampung sekitar 900 penderita disabilitas. Sebanyak 150 disabilitas tinggal di balai, sedangkan sisanya di luar balai.
Dengan adanya renovasi, nantinya BBRSPDF akan menampung lebih banyak penderita disabilitas. Namun, saat ini program itu masih dalam tahap perencanaan.
"Otomatis nanti kalau kita kembangkan, otomatis kapasitasnya bertambah, belum tahu bertambah berapa. Tapi masih dalam tahap perencanaan, belum bisa berkomentar banyak," jelasnya.
Juliari menambahkan pelayanan bagi disabilitas tak hanya disediakan oleh Kementerian Sosial. Dia memastikan penyandang disabilitas di berbagai wilayah juga bisa mendapatkan pelayanan di panti-panti milik pemerintah daerah (pemda).
"Kita juga ada panti-panti yang di bawah pemda. Jadi tidak semua di bawah Kementerian Sosial. Kita harapkan panti-panti di bawah pemda yang bisa menangani," katanya.
(bai/ams)
