Sultan menuturkan, sekitar 6-8 bulan yang lalu juga dilaporkan adanya adanya hewan ternak dan manusia yang terjangkit antraks di Gunungkidul. Polanya hampir sama, daging hewan ternak yang mati mendadak dikonsumsi warga.
"Ini kan sudah kedua kali kira-kira, enam-delapan bulan yang lalu kan juga terjadi hal yang sama," kata Sultan saat ditanya wartawan mengenai kasus antraks di Gunungkidul, Senin (20/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu (hewan ternak) mendadak mati kok terus dibagikan ke penduduk. Kalau terjangkit antraks ya kena semua. Jadi (spora antraks) menyebar, kita agak kesulitan untuk mengatasi," sambungnya.
Raja Keraton Yogyakarta itu meminta warga untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, dan lebih berhati-hati dalam mengonsumsi daging terutama daging hewan yang mati secara mendadak.
"Ya saya mohon orang Gunungkidul hati-hati lah," paparnya.
Kini petugas terkait telah melakukan tindakan agar spora antraks tidak menyebar. Pemda DIY, disebut Sultan juga telah berupaya membantu dengan memberikan sejumlah obat-obatan.
"Itu bantuan saja dari provinsi (DIY) untuk obat dan sebagainya," jelasnya.
Sementara agar kasus antraks ini tak menyebar, Sultan meminta agar petugas pos pemeriksaan hewan di Gunungkidul meningkatkan layanannya. Apalagi Gunungkidul merupakan lalu lintas jual beli hewan ternak.
"Di sana kan (Gunungkidul) ada tempat pos untuk ngontrol sapi baik dari Jawa Tengah masuk ke Yogya, maupun dari Yogya masuk ke Jawa Tengah," tuturnya.
"Harapannya seperti itu (pengawasan di pos diperketat)," pungkas Sultan.
Tonton juga video Lubang Besar Kembali Muncul di Tengah Sawah Gunungkidul:
(ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini