Pantauan di Keraton Agung Sejagat, Dusun Pogung, Desa Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, robohnya pagar tersebut terjadi saat warga berdesakan untuk melihat kondisi keraton yang viral itu. Akses pintu masuk ke keraton itu masih dipasangi garis polisi sehingga banyak warga yang berdiri mengelilingi pagar untuk melihat penampakan keraton tersebut.
Pagar itu memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dan terbuat dari batako. Bagian yang roboh sekitar 50 sentimeter sepanjang 3 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Belum semua area Keraton Agung Sejagat dikelilingi pagar. Namun di area yang belum berpagar berbatasan dengan kebun sehingga sulit diakses warga.
Titik pagar yang roboh ini menjadi tempat warga menengok area keraton yang didirikan Toto dan Fanni. Dari pagar tersebut bisa terlihat kolam, batu prasasti, pendapa yang belum selesai dibangun dan kini masih terpancang empat tiang, serta bangunan keraton dari sisi belakang.
Melihat sebagian pagar roboh, salah seorang polisi mengingatkan warga untuk berdiri menjauh. Dikhawatirkan pagar tersebut bakal roboh lagi.
"Tolong agak mundur, jangan mepet pagar," pinta polisi itu mengingatkan warga.
Pengamatan detikcom di lokasi, tidak ada aktivitas apa pun di dalam area keraton. Hanya tampak beberapa aparat kepolisian dan TNI berjaga-jaga.
Hingga saat ini, pengunjung masih terus berdatangan untuk menyaksikan Keraton Agung Sejagat. Mereka memanfaatkan batang pohon kelapa yang tumbang menjadi pijakan. Sementara itu, banyak juga warga yang mengabadikan Keraton Agung Sejagat itu dengan kamera ponselnya.
"Kita penasaran, viral muncul di TV. Jadi ingin melihat langsung," tutur Maryati dari Kecamatan Banyuurip, Purworejo.
Suasana Keraton Agung Sejagat saat ramai-ramai didatangi warga bisa disaksikan di bawah.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini