Antisipasi Antraks, Dinkes Beri Antibiotik ke Warga di Gunungkidul

Antisipasi Antraks, Dinkes Beri Antibiotik ke Warga di Gunungkidul

Pradito Rida Pertana - detikNews
Senin, 13 Jan 2020 23:16 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawati, Senin (13/1/2020). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul kembali memberi antibiotik kepada 64 warga Kecamatan Semanu. Diketahui, puluhan warga tersebut mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak asal Desa Gombang, Kecamatan Ponjong.

Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, tim one health terus melakukan penelusuran terkait siapa saja yang mengonsumsi daging sapi dari Desa Gombang itu. Karena daging sapi yang sebelumnya mati mendadak itu disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan.

"Memang kami menemukan di tempat lain, di Semanu, itu karena mereka makan daging (sapi yang mati mendadak) dari Ponjong (Desa Gombang)," katanya saat ditemui di kantor DPRD Gunungkidul, Senin (13/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari pada berlarut-larut, kita beri antibiotik lagi. Ya, meski tidak ada keluhan tapi kami tidak mau ambil risiko," lanjut Dewi.


Dewi menjelaskan, pemberian antibiotik itu dilakukan kepada puluhan warga yang berasal dari Dusun Pelem, Dusun Ploso dam Dusun Semuluh Kidul. Sebelumnya, Dinkes telah memberi antibiotik kepada 540 warga berasal dari Dusun Ngrejek Kulon dan Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Semanu.

"Jadi dapat info ada yang makan daging itu di Semanu, lalu kami data dan diberi terapi dengan antibiotik," ujarnya.

"Kalau angkanya bergerak terus, tapi sementara ini ada 64. 64 orang (yang diberi antibiotik) itu tersebar di Pelem, Ploso dan Semuluh Kidul," terang Dewi.


Dewi menambahkan, hasil uji sampel dari BBVET Wates juga telah keluar. Menurutnya, hasil uji sampel tersebut terdiri dari sampel usapan luka dan tanah.

"Kalau yang di BBVET Wates itu kan hanya swap luka, swap lukanya itu enam orang kita kirim (dan hasilnya) itu negatif. Karena mungkin itu juga sudah minum obat waktu itu," katanya.

"Ada juga dua sampel tanah diambil dan hasilnya memang positif, itu di Dusun Ngrejek Wetan kalau tidak salah. Yang jelas di daerah yang terdampak hewan tadi itu (mati mendadak di Desa Gombang)," sambung Dewi.


Sedangkan hasil uji sampel serum darah dari BBVET Bogor belum ia terima. Menurutnya, pihaknya akan meminta BBVET Bogor untuk mempercepat uji laboratorium terhadap sampel tersebut.

"Kami belum menerima, nanti kami minta segera dikirim hasilnya. Januari ini harusnya sudah keluar, yang jelas kami minta cepat," kata Dewi.

Sementara itu, DPRD Gunungkidul menyebut banyaknya warga yang berisiko terkena antraks karena menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak. Pemkab Gunungkidul didorong untuk memberi ganti rugi bagi pemilik sapi yang mati mendadak.

"Tadi ada usulan dari teman-teman Komisi D, karena APBD 2020 sudah kita sepakati, mungkin nanti di APBD Perubahan bisa diusulkan, istilahnya semacam stimulan kalau ada masyarakat yang kebetulan punya sapi yang sakit atau mati itu tidak perlu diperjualbelikan dan tidak perlu dikonsumsi," kata Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul, Supriyadi saat ditemui di kantornya.


Antisipasi Antraks, Dinkes Beri Antibiotik ke Warga di GunungkidulKetua Komisi D DPRD Gunungkidul, Supriyadi, Senin (13/1/2020). Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Nantinya, pemberian ganti rugi itu akan dilaksanakan oleh Pemkab. "Nanti Pemda akan beri ganti rugi, meski tidak sesuai dengan harga sapi normal, berapa juta nanti akan kita anggarkan untuk beri ganti rugi," ucapnya.

"Karena sapi sakit atau meninggal berkisar Rp 1 juta sampai Rp 3 juta, dari info yang diperoleh itu akan kita sesuaikan dengan anggaran yang ada, dan ini prioritas," sambung Supriyadi.

Selain itu, pihaknya juga mendorong Pemkab agar mengatur pembatasan jual beli dan konsumsi daging sapi yang mati mendadak.

"Lalu ada rekomendasi terkait dengan aparat penegak hukum untuk melakukan pengawasan terkait dengan apa, ada indikasi kalau kemudian ada sapi yang sakit dan bahkan mati kemudian bisa ditransaksikan, dijualbelikan. Itu nanti saya nanti minta kepada penegak hukum melakukan pengawasan terhadap hal tersebut," ujar Supriyadi.
Halaman 2 dari 2
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads