Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, tim one health terus melakukan penelusuran terkait siapa saja yang mengonsumsi daging sapi dari Desa Gombang itu. Karena daging sapi yang sebelumnya mati mendadak itu disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan.
"Memang kami menemukan di tempat lain, di Semanu, itu karena mereka makan daging (sapi yang mati mendadak) dari Ponjong (Desa Gombang)," katanya saat ditemui di kantor DPRD Gunungkidul, Senin (13/1/2020).
"Dari pada berlarut-larut, kita beri antibiotik lagi. Ya, meski tidak ada keluhan tapi kami tidak mau ambil risiko," lanjut Dewi.
Dewi menjelaskan, pemberian antibiotik itu dilakukan kepada puluhan warga yang berasal dari Dusun Pelem, Dusun Ploso dam Dusun Semuluh Kidul. Sebelumnya, Dinkes telah memberi antibiotik kepada 540 warga berasal dari Dusun Ngrejek Kulon dan Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Semanu.
"Jadi dapat info ada yang makan daging itu di Semanu, lalu kami data dan diberi terapi dengan antibiotik," ujarnya.
"Kalau angkanya bergerak terus, tapi sementara ini ada 64. 64 orang (yang diberi antibiotik) itu tersebar di Pelem, Ploso dan Semuluh Kidul," terang Dewi.
Dewi menambahkan, hasil uji sampel dari BBVET Wates juga telah keluar. Menurutnya, hasil uji sampel tersebut terdiri dari sampel usapan luka dan tanah.
"Kalau yang di BBVET Wates itu kan hanya swap luka, swap lukanya itu enam orang kita kirim (dan hasilnya) itu negatif. Karena mungkin itu juga sudah minum obat waktu itu," katanya.
"Ada juga dua sampel tanah diambil dan hasilnya memang positif, itu di Dusun Ngrejek Wetan kalau tidak salah. Yang jelas di daerah yang terdampak hewan tadi itu (mati mendadak di Desa Gombang)," sambung Dewi.
Sedangkan hasil uji sampel serum darah dari BBVET Bogor belum ia terima. Menurutnya, pihaknya akan meminta BBVET Bogor untuk mempercepat uji laboratorium terhadap sampel tersebut.
"Kami belum menerima, nanti kami minta segera dikirim hasilnya. Januari ini harusnya sudah keluar, yang jelas kami minta cepat," kata Dewi.