"Tahun ini (selesai)," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho, saat ditanya wartawan mengenai target selesai proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Jokteng Lor Wetan Keraton Yogyakarta, Senin (13/1/2020).
Aris menuturkan, pihaknya telah menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) proyek revitalisasi dan rekonstruksi Jokteng Lor Wetan akhir 2019 lalu. DED tersebut dalam waktu dekat akan disampaikan Pemda DIY ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek tersebut, lanjut Aris, sepenuhnya didanai oleh Dana Keistimewaan (Danais) DIY. Hanya saja ia menolak menyebutkan total anggarannya. Ia beralasan anggaran tersebut sewaktu-waktu bisa berubah mengingat masih akan dilakukan ekskavasi.
"Memang DED selesai, tapi kan masih ada ekskavasi (di lokasi proyek). Ekskavasi itu kemungkinan masih ada temuan-temuan. Nah, temuan-temuan itu nanti perlu review nggak terhadap DED, makanya (total anggaran) dalam proses karena itu tadi," ungkapnya.
![]() |
Pemda DIY belum bisa memastikan kapan ekskavasi proyek revitalisasi dan rehabilitasi Jokteng Lor Wetan itu dimulai. Sebab, dari sekitar 23 keluarga terdampak, masih ada satu keluarga yang proses ganti untungnya belum rampung.
"Kami masih ada proses, masih ada satu KK yang masih diproses oleh teman-teman Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (DIY). Kalau itu belum selesai kan kami nggak berani (ekskavasi) juga... Kalau target ekskavasi ya antara Januari-Februari (2020)," paparnya.
Aris menyebut proyek ini mendapat respons baik dari warga Yogyakarta, termasuk warga terdampak proyek. Buktinya, lanjut Aris, proses ganti untung bangunan di atas tanah magersari dan bangunan di atas lahan berstatus hak milik semuanya berjalan lancar.
"Alhamdulillah semua bisa menerima. Karena itu kan merupakan bagian dari rencana revitalisasi Benteng Wetan (Lor), semua bisa menerima," sebutnya.
Ada dua alasan mengapa Pemda DIY merekonstruksi Jokteng Lor Wetan tersebut. Alasan pertama karena bangunan Jokteng Lor Wetan merupakan bagian penting dari struktur cagar budaya yang dimiliki Keraton Yogyakarta.
"Yang kedua (karena) memiliki nilai penting juga bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama maupun kebudayaan misalnya. Semacam itu," pungkas Aris.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini