Kwarcab Gunungkidul: Tepuk Pramuka 'No Kafir' Tak Diajarkan

Kwarcab Gunungkidul: Tepuk Pramuka 'No Kafir' Tak Diajarkan

Pradito Rida Pertana - detikNews
Senin, 13 Jan 2020 20:45 WIB
Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rasyid. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul - Pembina Pramuka yang menyematkan yel-yel rasis saat mengajarkan tepuk pramuka di SD N Timuran, Kota Yogyakarta, Jumat (10/1) lalu, berasal dari Kabupaten Gunungkidul. Kwarcab Gunungkidul mengaku tidak pernah mengajarkan tepuk tersebut.

Ketua Kwarcab Pramuka Gunungkidul, Bahron Rasyid mengaku belum menerima laporan terkait kejadian tersebut. Karena itu, ia akan menelusurinya terlebih dahulu.

"Saya belum tahu detailnya, nanti saya cek dulu ya. Nanti akan saya cari dulu siapa identitasnya dan kronologinya bagaimana," ucapnya saat dihubungi detikcom melalui telepon, Senin (13/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bahron menyebut kwarcab yang ia pimpin tidak pernah mengajarkan tepuk tersebut.

"Ya tidak ada (tepuk pramuka ada yel-yel rasis), biasanya tepuk pramuka, tepuk ting tong, kan tujuannya untuk menghibur. Yang jelas kalau tidak ada hal semestinya seperti itu (tepuk pramuka disematkan yel-yel rasis) ya akan kita pelajari dulu," ucap Bahron.

Bahron pun belum bisa bicara banyak soal sanksi yang kemungkinan bakal dijatuhkan kepada oknum pembina pramuka itu. Saat ini pihaknya masih mencari identitas pembina tersebut.

"Ya kita klarifikasi dulu, kejadiannya seperti apa karena kita belum dapat informasi yang utuh. Kalau ada hal yang tidak semestinya ya bisa teguran dan pembinaan. Jadi tidak hanya masalah tepuk (dengan yel-yel rasis), kalau ada yang tidak sesuai harus kita luruskan," katanya.


Diberitakan sebelumnya, seorang peserta KML Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta mengajarkan tepuk pramuka saat melangsungkan praktik di SD N Timuran, Kota Yogyakarta, Jumat (10/1/2020). Peristiwa ini diungkap oleh salah seorang wali murid SD N Timuran berinisial K.

Menurut K, praktik KML itu awalnya berjalan normal. Namun tetiba muncul salah seorang pembina pramuka putri asal Gunungkidul mengajarkan tepuk yang disematkan yel-yel rasis.

"Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel 'Islam Islam Yes, Kafir Kafir No'," terang K lewat pesan singkat kepada detikcom.

Mendengar itu, K langsung melayangkan protes ke pembina senior di SDN Timuran, Kota Yogyakarta. Dia keberatan sebab materi yel-yel itu jelas mencederai kebhinnekaan.

"Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior, saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebhinnekaan pramuka. Seketika pembina senior itu menyampaikan permintaan maaf, dan berjanji menyelesaikan dengan pembina terkait," sebutnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads