Kepala SMP IT Nur Hidayah, Zuhdi Yusroni, memaparkan bahwa selain masalah poin pelanggaran, pihak sekolah juga menyoroti masalah psikologis AN. Diyakini AN perlu pendampingan khusus dengan dokter.
Zuhri mengatakan telah mengeluarkan siswi tersebut sejak sebelum Ujian Akhir Semester (UAS) semester 1 kemarin. Namun AN tetap mengikuti UAS di SMP IT Nur Hidayah sambil orang tuanya mencarikan sekolah baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait informasi yang beredar bahwa tidak memberikan surat pengantar agar siswi dapat bersekolah di tempat lain, Zuhri mengakui hal tersebut. Menurutnya surat tersebut justru tidak perlu diberikan untuk melindungi siswi tersebut.
"Justru kami ingin masalah ini tidak perlu meluas sampai ke sekolah barunya," katanya.
Lebih lanjut, Zuhri memastikan siswi tersebut sudah mendapatkan sekolah baru.
"Hari pertama masuk sekolah kemarin masih ke sini anak dan orang tuanya. Tapi anak ini sudah dapat sekolah baru, sudah masuk," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, AN dikeluarkan dari sekolah tersebut karena dinilai melakukan sejumlah kesalahan sehingga akumulasi poin pelanggarannya telah memenuhi batas toleransi. Kesalahan dia yang terakhir adalah mengucapkan selamat ulang tahun untuk temannya.
"Karena sejak akan bersekolah di sini, calon siswa sudah kami tegaskan tidak boleh berinteraksi berlebihan dengan lawan jenis. Itu termasuk pelanggaran berat, tapi ternyata itu tetap dilakukan," ujar Zuhri.
(bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini