"Terbanyak hari Jumat lalu, banyak pohon tumbang dan mengenai rumah warga," terang Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Ariyadi kepada detikcom, di kantornya Jalan Kawijo, Kulon Progo, Senin (6/1/2020).
Musibah bencana yang terjadi Jumat (3/1), berupa angin kencang yang menyebabkan puluhan pohon tumbang. Setidaknya ada 61 bangunan rumah dan sekolah yang rusak tertimpa. Sedangkan pohon tumbang yang menutup jalanada 21 titik, dan sebanyak 10 titik menimpa jaringan listrik PLN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pohon tumbang, juga ada tebing longsor di wilayah Hargotirto, Kokap, yang menjebol dinding rumah warga. Kejadian selanjutnya yakni saluran pembuangan air di wilayah Wonosidi Kidul mampet dan air menggenangi rumah warga.
Ariyadi mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi lintas sektoral dalam menghadapi bencana. Pertemuan dipimpin oleh Sekda Kulonprogo dengan mengundang kepolisian, TNI, Basarnas, DPUPKP dan juga dari relawan.
"Prinsip kita siap siaga, tetapi untuk status siaga darurat belum akan kita keluarkan," tutur Ariyadi.
Salah satu yang akan dimaksimalkan dalam penanganan bencana di Kulon Progo, tuturnya, yakni memaksimalkan keberadaan desa tanggap bencana (Destana). Saat ini sudah ada 43 Destana dari target 75 Destana sampai dengan 2022. Khususnya di daerah rawan banjir. Sedangkan untuk daerah rawan longsor dan tsunami, semuanya sudah terbentuk.
"Tahun ini ada 10 Destana lagi yang akan dibentuk," ungkapnya.
Untuk penanganan bencana, pementah Kabupaten Kulon Progo menyiapkan biaya tak terduga senilai Rp3,6 miliar. Jumlah ini sama dengan tahun lalu, yang bisa diakses beberapa dinas yang memiliki program kerja penanganan bencana. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini