Peristiwa ini berawal saat pasien sakit jantung, Masrurah (80), warga Desa Mejasem, Sragi, dibawa ke Puskesmas karena sakit jantung, Kamis (2/1) malam. Karena kondisi pasien kritis, pada Jumat (3/1) dini hari pihak Puskesmas merujuknya ke rumah sakit.
Menurut Taufik, keluarga pasien, Masrurah saat itu sudah diberi tabung oksigen dan petugas beberapa kali berupaya memasangkan jarum infus, namun gagal terus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Adu argumen antara petugas Puskesmas dengan pihak keluarga tidak terhindari. Pihak Puskesmas tetap ngotot tidak bisa mengeluarkan ambulans dan meminta pihak keluarga tetap harus mencari kendaraan lainnya kendati pasien kritis.
"Kita pakai mobil siaga desa. Dari Puskesmas hanya meminjamkan tabung oksigen dan sudah saya pulangkan tadi. Alhamdulillah sampai di rumah sakit swasta langsung ditangani. Saat ini masih dalam penanganan di ruang ICU," tambah Taufik.
"Sudah banyak keluhan warga yang sama seperti itu. Alasan tidak mau mengeluarkan ambulans karena pasien tidak dalam kondisi diinfus, atau sopir ambulans sedang tidak ada. Padahal mereka sendiri yang gagal menginfusnya," kata Taufik.
Ditemui terpisah, Kasubag TU Puskesmas Sragi, Sri Kisniwati, saat dimintai konfirmasi menjelaskan pihak Puskesmas hanya melaksanakan SOP penggunaan mobil ambulans. Menurut Sri, penggunaan ambulans memang hanya untuk pasien yang diinfus terlebih dahulu.
Dia mengakui, pihaknya sendiri tidak bisa mengeluarkan mobil ambulans karena pasien belum bisa diinfus. "Tidak bisa diinfus. Pihak kami berusaha melakukan pemasangan infus empat kali namun gagal terus. Kenapa harus dirujuk, karena kondisi seperti itu," kata Sri. (mbr/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini