Minggu, 10 November 2019
Pukul 17.45 WIB
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malam harinya, Edi kembali menemui orang tuanya untuk meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukannya. Setelahnya Edi dan orang tuanya beristirahat di kamar masing-masing.
Senin, 11 November 2019
Pukul 03.30 WIB
"Pagi harinya pukul 03.30 WIB Pak Waluyo pergi ke pasar untuk mengantar istri berjualan di Pasar Ngasem melewati belakang rumah, sehingga tidak melewati kamar korban," terang Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono, kepada wartawan di Mapolda DIY, Jumat (27/12).
Simak Video "Kerangka di Septic Tank Itu Ternyata Ayu Shelisa, Hilang pada 2009"
Pukul 07.00 WIB
Waluyo menemukan Edi sudah tewas bunuh diri di pintu kamarnya.
"Sekitar pukul 07.00 WIB Waluyo pulang ke rumah belakang dan memanggil-manggil korban namun tidak ada jawaban. Kemudian Waluyo menghampiri kamar korban berniat mengirimkan sarapan," lanjutnya.
Waluyo kaget setelah mendapati Edi tergantung di pintu masuk kamar, lalu ia berteriak meminta tolong ke warga sekitar. Setelah dilakukan pemeriksaan medis disimpulkan Edi murni gantung diri.
Sebelum meninggal dunia Edi sempat menulis surat wasiat, surat itu ditemukan oleh keluarganya. Dalam surat itu Edi menyatakan ingin menyusul istrinya (Sheli) dan neneknya.
Berbekal surat itu, polisi meyakini bahwa sebenarnya Edi mengetahui Sheli telah meninggal. Padahal selama ini Sheli dinyatakan hilang meninggalkan rumah sejak 2009 silam.
"Makanya kenapa Kasat Reskrim saya (Polres Bantul) menduga Edi pelakunya (tanggal membunuh Sheli)," tuturnya.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini