Suasana tampak khidmat saat John Refra Kei (52) memberikan khotbahnya di depan jemaah gereja sambil membacakan beberapa bagian dari Injil.
Bagi John Refra Kei atau biasa dipanggil John Kei, suasana Natal kali ini sangat memberikan kedamaian bagi dirinya. Banyak yang sudah mengubahnya saat berada di dalam jeruji besi Pulau Nusakambangan. Diketahui, John Kei menjalani hukuman terkait kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel, Tan Harry Tantono alias Ayung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak perbedaan antara ketika dirinya harus merayakan Natal di penjara, dengan berkumpul bersama keluarga. Namun hal tersebut dia rasakan saat masih di dalam kehidupan yang lama, saat masih malang melintang di dunia hitam Jakarta dan sekitarnya.
"Memang ada beda ya, beda nya kalau kami merayakan Natal di luar (penjara) kami bisa berkumpul dengan anak istri, keluarga, itu yang membahagiakan kami. Memang ada bedanya, tetapi itu kalau pada saat saya masih hidup di dunia yang lama," jelasnya.
Saat ini, dia merasakan tak ada bedanya antara Natal di rumah bersama keluarga, maupun harus merayakan Natal di penjara. Dia kini menganggap bahwa semua narapidana yang ada di Nusakambangan adalah keluarganya.
"Tapi setelah saya sudah dekat sama Tuhan, saya pikir Natal di dalam di penjara maupun Natal di rumah sama. Karena saya anggap semua yang ada di lingkungan saya ini adalah pengganti keluarga saya, mereka adalah sahabat-sahabat saya yang mengganti anak istri saya dan itu saya merasa bahagia selalu," ucapnya.
![]() |
Bahkan kini, John Kei telah menjadi mentor pengganti khotbah jika pendeta berhalangan hadir di Lapas Permisan. Semua itu menjadi titik balik dirinya yang mengubahnya saat berada di Lapas Batu yang merupakan lapas High Risk.
"Kalau pendeta dari luar tidak datang, saya jadi mentor pengganti khotbah, biasanya 2 bulan sekali, bisa 3 bulan sekali, kalau pas pendetanya berhalangan aja untuk ke sini, saya menjadi mentor, di situlah saya belajar khotbah," ujarnya.
Saat di lapas high risk tersebut, John Kei harus berada di ruang isolasi dan hanya dapat melihat tembok.
"Mungkin program revitalisasi ini yang bikin saya di LP High Risk (selama) 3 bulan itulah yang membentuk saya dan saya di sini dibentuk oleh Tuhan juga. Ya mungkin Tuhan menaruh saya di high risk dan saya diubahkan di high risk, maka hari ini saya sekarang seperti ini, karena anugerah Tuhan," ungkapnya.
Tonton juga John Kei dan Puluhan Napi Nusakambangan Berikrar 'NKRI Harga Mati' :
Menjelang Natal kali ini, John Kei mengungkapkan jika dirinya kembali mendapatkan remisi, berati ini adalah Natal terakhirnya di Nusakambangan. Setelah itu dirinya akan bebas.
"Kalau saya dapat remisi mungkin lebih awal (bebas). Saya sangat bahagia merayakan Natal yang terakhir di penjara. Makanya, jadi Natal sekarang ini bagi saya sangat berkesan karena tahun terakhir penjara," ucapnya.
John Kei yang tersangkut kasus pembunuhan divonis selama 16 tahun penjara pada tahun 2012. Selama ini dia harus berpindah-pindah sel tahanan, mulai dari Lapas Salemba hingga lapas-lapas di Nusakambangan.
"Vonis 16 tahun ada potongan-potongan. Ya potongan remisi saya ada sekitar 3 tahun lebih lah. Tahun-tahun ini saya dapat remisi 10 bulan, remisi umum 6 bulan, remisi pemuka 2 bulan (sebagai mentor pendeta), remisi Natal 2 bulan," urainya.
![]() |
Perasaan bahagia dan senang sangat terlihat dalam diri John Kei, meskipun dirinya belum mendapatkan informasi akan remisi tersebut. Namun waktu untuk mendapatkan remisi itu selalu dinantinya, terlebih untuk bertemu keluarga.
"Wow perasaan kami sangat-sangat bahagia, sangat senang, sangat sukacita dalam segala hal. Mungkin waktu waktu dalam perjalanan saya mau 8 tahun, ini saat-saat yang sangat saya mau cepat-cepat. Padahal menghitung hari selama 6 tahun, 8 tahun biasa saja, tapi semakin dekat ini semakin rindu untuk ketemu sama keluarga," ungkapnya.
Lalu, apa rencana John Kei setelah bebas dari Lapas Nusakambangan?
John Kei telah berkomitmen jika bebas dari penjara, salah satunya dia akan memberikan pelayanan dari penjara ke penjara. Termasuk menjadi pribadi yang pemaaf.
"Iya paling saya pertama-tama mengucapkan puji syukur dulu kepada Tuhan, yang kedua mungkin saya melayani dari penjara ke penjara, itu sudah komitmen, memberikan pelayanan dari penjara ke penjara," ujarnya.
"Saya suka dan tidak suka, mau dan tidak mau, setelah saya baca firman ternyata memang Tuhan saya mengajarkan bahwa kalau mau masuk Kerajaan Surga dan harus mau diampuni sama Tuhan, berati kan kamu harus mengampuni musuhmu. Harus bisa memaafkan musuhmu, kalau tidak bisa mengampuni musuhmu, maka Bapak di Surga tidak akan mengampuni saya," imbuhnya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini