"Kali pertama terjadi amblas pada 2015 lalu, tapi hanya kecil sedalam dua meter. Kemudian terus bertambah dari tahun ke tahun. Paling parah ya tahun ini," kata Kepala Desa Bero, Roh Edi Wibowo kepada detikcom melalui telepon, Jumat (20/12/2019).
Dia menyebutkan banyak pihak menduga terdapat aliran sungai bawah tanah di bawah lokasi yang amblas di Dusun Jetis Kidul RT 2/RW 2, Desa Bero, Kecamatan Manyaran itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air hujan yang masuk ke dalam lubang di dasar tanah langsung menghilang. Bukan hanya itu, ada pula material tanah yang amblas turut larut masuk lubang.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD dan institusi lain. Bahkan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng telah memeriksa lokasi tanah amblas itu.
"Untuk lebih pastinya mengenai aliran sungai bawah tanah itu tentunya harus melalui kajian. Tadi dari ESDM Provinsi sudah mengecek. Hasilnya belum tahu," terangnya.
![]() |
Sementara ini warga sekitar beraktivitas seperti biasa. Hanya saja tidak diperkenankan berada di dekat area yang amblas. Dikhawatirkan, ketika ada pergerakan di sekitar lokasi, bakal memantik lubang yang lebih besar.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Bambang Haryanto menyatakan, tanah yang amblas berada di lokasi yang datar. Bukan berada di area lereng bukit.
"Untuk langkah selanjutnya masih menunggu kajian teknis. Kami sudah menyurati Badan Geologi Bandung," ujar dia.
Tonton juga Ngeri! Begini Penampakan Longsor di Ciwidey Bandung :
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini