Sinta Nuriyah Wahid Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Yogya

Sinta Nuriyah Wahid Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Yogya

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 18 Des 2019 10:49 WIB
Sinta Nuriyah memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Yogyakarta. Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Istri almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yakni Sinta Nuriyah memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Sosiologi Agama dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penganugerahan itu diberikan kepada Sinta dalam Rapat Senat Terbuka Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa (HC) di gedung Prof Dr H M Amin Abdullah (Multipurpose) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hari ini.

"Berdasarkan surat keputusan Rektor nomor 239/2019 tentang penetapan doktoranda Hajah Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid M Hum sebagai penerima gelar dokter kehormatan atau doktor honoris causa," ucap Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Alim Roswantoro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian disampaikan Alim saat membacakan SK Rektor UIN Sunan Kalijaga dalam rapat senat terbuka, Rabu (18/12/2019).


Hadir dalam penganugerahan itu sejumlah pejabat, di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi.

Sinta memperoleh gelar doktor HC setelah menyampaikan pidato ilmiah berjudul Inklusi dalam Solidaritas Kemanusiaan: Pengalaman Spiritual Perempuan dalam Kebhinnekaan.


Tonton juga Konflik Papua, Rizal Ramli Minta Pemerintah Contek Gus Dur :



Dalam pidatonya, Sinta menjabarkan mengenai pengenalan sahur keliling sebagai sarana untuk menempa ketakwaan sekaligus mempertajam pengertian tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa.

"Selama ini banyak orang yang melaksanakan ibadah puasa (Ramadan) hanya sebagai seremonial ibadah tahunan belaka. Akibatnya kesenjangan antara ibadah puasa dengan nilai moral dan budi pekerti luhur yang diajarkan masih tetap ada," kata Sinta.


"Bila demikian halnya, maka puasa Ramadan baru dilaksanakan sekedar untuk menggugurkan kewajiban atau masih berupa ibadah rutin yang formalistik semata belum sampai pada tataran puasa yang revolutif," lanjutnya.

Padahal, lanjut Sinta, seyogianya ibadah puasa terutama puasa Ramadan bisa mengubah prilaku, gaya hidup, serta pola pikir segenap umat muslim ke arah yang lebih baik, lebih positif dan mampu mengangkat derajat katakwaan.
Halaman 2 dari 2
(ush/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads