Longsor Timpa Rumah di Wonosobo, 1 Orang Tewas

Longsor Timpa Rumah di Wonosobo, 1 Orang Tewas

Uje Hartono - detikNews
Senin, 16 Des 2019 18:10 WIB
Tebing longsor di Wonosobo, satu orang tewas. Foto: Uje Hartono/detikcom
Wonosobo - Tebing setinggi 7 meter longsor menimpa rumah warga Kecamatan Watumalang, Wonosobo. Akibatnya, seorang penghuni rumah tewas dan dua orang lainnya terluka.

Korban meninggal dunia atas nama Miyatno (50) yang merupakan pemilik rumah. sedangkan dua korban luka-luka yakni Tunem (52) dan Naryanto. Saat ini, dua korban yang terluka sudah dirawat di RSUD Wonosobo.

Pantauan detikcom di lokasi kejadian, di Dusun Krangean, Desa Banyu Kembar, Kecamatan Watumalang, Wonosobo, material longsor menjebol dinding rumah milik korban Miyatno. Material tanah longsor itu hingga kini masih ada di dalam rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hujan sudah mengguyur Desa Banyu Kembar, sejak pukul 11.00 WIB-17.30 WIB, Kecamatan Watumalang.

"Kejadiannya tadi setelah waktu zuhur atau sekitar pukul 12.30 WIB. Korban meninggal dunia atas nama Miyatno sempat tertimbun material longsor," jelas Kepala Desa Banyu Kembar Muslihatun saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (16/12/2019).


Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung mengevakuasi tiga korban tersebut dari dalam rumah. Dua korban lebih dulu ditemukan dalam kondisi selamat dan satu korban tewas ditemukan sekitar 30 menit kemudian.

"Untuk korban Miyatno sempat tertimbun sekitar setengah jam. Sekitar pukul 13.00 WIB korban ditemukan tertimbun material tanah longsor di dalam rumah," terangnya.

Salah seorang warga Desa Banyu Kembar, Suyitno, mengatakan keberadaan tiga korban di rumah tersebut tengah membicarakan jual beli kambing. Naryanto yang merupakan pedagang kambing hendak membeli kambing milik Miyatno. Sedangkan korban Tunem adalah kakak sekaligus tetangga Miyatno.

"Jadi korban Naryanto ini pedagang kambing, warga Desa Banyu Kembar juga. Ia bertamu karena mau membeli kambing milik korban," kata dia.

Miyatno hanya tinggal berdua dengan istrinya, Turni. Saat longsor, Turni selamat karena tengah di masjid untuk salat Zuhur.

"Saat istrinya korban pulang dari masjid tebing sudah longsor. Kemudian warga lain berdatangan untuk menolong," paparnya.

Kepala Desa Banyu Kembar, Muslihatun, mengatakan, ancaman tanah longsor hampir dirasakan semua warganya. Namun untuk yang tinggal di bawah tebing 70 KK.

"Untuk yang di Dusun Krangean ini hampir semuanya berada di bawah tebing. Makanya kalau mengungsi susah karena semua rumah di sini rawan tanah longsor," terangnya.

Melihat kondisi tersebut, akan diberlakukan ronda malam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa. "Kalau ada yang berjaga, ketika ada tanda-tanda longsor susulan bisa segera diketahui. sehingga warga bisa menjauh dari tebing," ujarnya.

Camat Watumalang, Abuyamin, juga meminta agar warga Desa Banyu Kembar lebih waspada perihal ancaman tanah longsor.

"Warga harus waspada, karena rumahnya sebagian besar di lereng bukit. Jadi untuk mengantisipasi korban jiwa, saat hujan lebat menjauh dari tebing mencari titik yang paling aman," kata dia.

Ia juga mengatakan, Desa Banyu Kembar merupakan daerah yang masuk kategori zona merah rawan tanah longsor. Dengan masuknya musim hujan, warga harus waspada terutama saat turun hujan. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads