Nitilaku UGM, Mahfud MD Berbaju Adat Madura dan Ganjar Berkostum Wayang

Nitilaku UGM, Mahfud MD Berbaju Adat Madura dan Ganjar Berkostum Wayang

Pradito Rida Pertana - detikNews
Minggu, 15 Des 2019 09:51 WIB
Pawai Budaya Nitilaku UGM 2019. Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Yogyakarta - Ribuan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan masyarakat umum melaksanakan nitilaku dari pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ke Balairung UGM. Selain memperingati lustrum ke-14, nitilaku itu juga untuk mengenang jasa Keraton untuk UGM.

Dengan mengenakan busana baju adat daerah dan baju pejuang kemerdekaan, ribuan alumni UGM mulai menyusuri jalanan Kota Yogyakarta dengan berjalan kaki. Selain itu, tampak pula Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Pratikno dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD turut serta dalam nitilaku tersebut.

Pada nitilaku itu, Mahfud mengenakan pakaian adat Madura. Sementara Pratikno mengenakan kaus berkerah warna putih dengan penutup kepala berwarna ungu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, tampak pula beberapa dari mereka ada yang mengenakan beragam kostum dan mengendarai sepeda onthel. Seperti halnya Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo yang mengenakan kostum salah satu tokoh pewayangan lengkap dengan senjata panahnya.

"Saya harus bangun jam setengah empat pagi untuk mengenakan busana ini," kata Ganjar kepada wartawan di sela-sela kegiatan nitilaku, Minggu (15/12/2019).


Meski harus bangun lebih bagi untuk rias wajah, Ganjar mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut. Mengingat nitilaku ini tidak hanya mengenang kembali jasa Keraton dalam membesarkan kampus UGM di tengah masa mempertahankan kemerdekaan. Namun juga menjadi ajang untuk berkumpulnya para alumni yang tersebar dari dari seluruh Indonesia hingga dari luar negeri.

Ketika para alumni mengenakan busana daerah, kata Ganjar, jadi bagian untuk mengingatkan para alumni UGM untuk melestarikan budaya.



"Dan kebudayaan ini sebagai tata nilai yang dipegang, sekaligus bisa dipakai untuk menjalin relasi sosial dan politik, lewat budaya jadi lebih enak," ujarnya.

Meski kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, menurut Ganjar di setiap kegiatan ada sesuatu yang baru dan berbeda. Ia menuturkan nitilaku kali ini diikuti berbagai komunitas baru dalam Kagama. "Ada komunitas keris, komunitas tari beksan dan sebagainya yang ikut tampil. Suasana seperti ini selalu dirindukan," ujarnya.


Rektor UGM, Panut Mulyono memberikan apresiasi kepada seluruh alumni yang ikut memeriahkan kegiatan nitilaku untuk mengenang jasa keraton dalam pengembangan kampus UGM hingga menjadi sekarang ini.

"Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa UGM dulunya dimulai dari pagelaran Keraton," katanya.

Dalam kesempatan itu, Rektor mengimbau agar para alumni dengan segala posisinya tetap memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara.

"Para alumni pada posisinya masing-masing bisa memberikan kontribusi dan sumbangan bagi bangsa dan negara," katanya.

Kegiatan nitilaku ini diikuti ribuan peserta yang umumnya mengenakan busana adat daerahs ekaligus menampilkan kesenian daerah masing-masing. Mereka berjalan dari lapangan alun-alun utara menuju kampus bulaksumur melalui rute Keraton, Malioboro, Tugu, Jetis hingga Bulaksumur. Di depan gang sepanjang jalan yang mereka lalui disediakan oleh jajanan pasar dan minuman yang bisa dinikmati para peserta nitilaku.
Halaman 3 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads