"Kalau ada yang tahu ada ular (kobra) masuk rumah jangan sembarangan yang menangani. Mending langsung lapor kepada petugas yang kira-kira lebih bisa mengatasinya," ucapnya saat dihubungi wartawan, Sabtu (14/12/2019).
una memudahkan laporan itu, Immawan menyebut akan melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Khususnya OPD yang berhubungan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu, kami akan memberi arahan kepada OPD terkait yang bisa koordinasi langsung dengan BKSDA, yakni DLH (Dinas Lingkungan Hidup). Tujuannya untuk membantu warga menghadapi fenomena ini," ujarnya.
Selain dengan DLH, ia juga akan berkoordinasi dengan Puskesmas dan unsur kesehatan lainnya. Langkah tersebut diambil untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, misalnya ada warga yang menjadi korban gigitan ular kobra.
Diberitakan sebelumnya, empat anakan kobra bikin heboh warga Dusun Kepek I, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
"Jadi istri saya kan melahirkan terus pulang ke rumah Jumat (29/11). Nah, malam Minggunya (30/11) itu rumah saya kemasukan (anakan) ular (kobra)," kata Imam Surya Bakti (28) saat ditemui detikcom di rumahnya, di Dusun Kepek I, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Jumat (13/12/2019).
Imam mengatakan ada empat anakan kobra yang nyelonong masuk ke rumahnya. Salah satunya bahkan masuk ke kamar anaknya yang baru lahir.
"Ularnya itu ada empat, seekor masuk kamar yang ada anak saya (baru lahir), dua ekor di ruang TV dan satunya di teras rumah," sambung Imam.
Istrinya yang baru saja melahirkan itu pun ketakutan dengan kemunculan anakan kobra. Apalagi warga sedang membongkar talut di samping rumahnya yang diduga sebagai sarang ular kobra. Istri dan kedua anak Imam akhirnya mengungsi ke rumah mertuanya di Desa Wiladeg, Karangmojo, Gunungkidul.
"Kalau mengungsinya dari tanggal 30 (November) dan kemarin Rabu (11/12) baru pulang ke rumah. Istri saya mau pulang ke rumah itu saja karena saya rayu dulu," ucapnya.
Kobra yang menyusup ke rumah warga itu lalu ditangkap dan dibunuh. Tak mau terteror lagi, warga Dusun Kepek I pun gotong royong menyisir lokasi yang diduga jadi sarang kobra di kampungnya, salh satunya di talut. Seekor induk kobra juga sudah ditangkap Kamis (5/12) malam. Ular betina itu ditangkap di bawah pohon bambu dekat pekarangan warga.
Kepala Dusun Kepek I Sukirno tak menampik kemunculan kobra ini sudah sering terjadi di desanya. Dari catatannya pada 2017, warga berhasil menangkap 32 ekor anakan ular kobra dan 17 ekor anakan ular kobra pada 2018.
"Sebenarnya itu sudah biasa, tapi paling parah tahun ini karena sampai masuk ke dalam rumah warga. Kalau yang sebelum-sebelumnya itu hanya di pekarangan atau di jalan-jalan kampung saja," ujarnya.
Dimintai konfirmasi terpisah, Relawan Gunungkidul Reptil Independen, Dino Ashar Setiawan membenarkan ular yang ditangkap warga di Gunungkidul merupakan jenis kobra. Salah satu cirinya ada motif di bagian kepala ular tersebut.
"Jadi yang tertangkap di sana sudah 21 ekor ular kobra, 20 ukuran baby dan 1 dewasa. Kenapa bisa dikatakan kobra, karena di belakang (tubuh ular kobra) kayak ada motifnya, dan bagian belakang bawah kepala ular itu ada warna putih agak kekuningan," tutur Dino.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini