"Kalau saya tidak khawatir karena sudah bisa mainan (pegang) ular sejak kecil," ujar Rudy saat ditemui di ruang kerjanya, Solo, Kamis (12/12).
Menurutnya, kemunculan ular-ular itu di kompleks kantornya lumrah. Sebab, saluran pembuangan yang ada di area tersebut tersambung dengan drainase-drainase yang ada di sungai-sungai besar di Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak perlu pakai pawang," imbuhnya.
Ia meminta pegawai maupun masyarakat yang berkunjung di kompleks balai kota berhati-hati dan cermat saat melintas di area pertamanan maupun semak-semak. Sebab, dimungkinkan ada ular yang tersembunyi di balik dedaunan itu.
"Ular itu tidak masalah sebetulnya. Asalkan tidak terkejut saja, ia tidak akan menggigit," imbuhnya.
Penemuan sekitar 20 ekor ular piton ini awalnya disampaikan oleh seorang petugas kebersihan di Balai Kota Solo, Suyud.
Terakhir, seekor ular piton sepanjang 1 meter ditemukan di area parkir mobil dinas wali kota.
Suyud dikenal sebagai orang yang tidak asing dengan ular. Ia menyebut, meski tak seagresif kobra, ular piton mesti diwaspadai lantaran kekuatan gigitan yang dapat menimbulkan luka robek. Oleh sebab itu, dirinya langsung berinisiatif mengamankan ular tersebut.
"Kalau dilihat dari ukurannnya, sepertinya masih anakan, induknya belum tertangkap. Nanti dilepas di lokasi lain saja," jelas Suyud.
Hingga saat ini, ungkapnya, sedikitnya ada 20 ular piton yang telah diamankan dari kompleks Balai Kota Solo. Mungkin temuan ular bisa bertambah mengingat si induk ular belum tertangkap.
"Sebulan terakhir ada sekitar 20 ekor ular piton dan ular lain. Mungkin masih ada anak ular yang lain. Sebab, sekali bertelur, piton bisa menghasilkan 30 butir," imbuh Suyud.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini