BPBD Wonogiri saat ini tengah getol menggelar patroli sekitar luweng atau gua vertikal di wilayah perbukitan sisi selatan. Tujuannya mencegah banjir. Apa hubungannya?
Mulut luweng harus bersih dari segala sumbatan. Misalnya sampah, daun dan ranting kering, batu, tanah, dan sejenisnya. Secara prinsip, luweng merupakan aliran pembuangan air yang tercipta secara alami karena langsung masuk ke sungai bawah tanah.
Ketika luweng mengalami penyumbatan, aliran air tertahan oleh tanah, sampah, serta daun dan ranting kering. Akibatnya, air tidak bisa mengalir lancar, bahkan menggenang kawasan sekitarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan ada ratusan luweng tersebar di wilayah Wonogiri bagian selatan, yakni di Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko, Giriwoyo, dan Giritontro. Sebagian mulut luweng sudah diberi penyaring sampah dari anyaman besi, sebagian lagi belum dipasangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah, Camat Pracimantoro Warsito berujar, banjir akibat genangan air hujan yang tak bisa mengalir lantaran luweng tersumbat masih berpotensi terjadi karena air yang datang kadang membawa serta material penyumbat.
Tonton juga Saat Mobil Patroli Polisi 'Disulap' Jadi Mobil Tangki Air :
Untuk mengantisipasi itu, sebagian besar desa di Wonogiri sisi selatan membentuk relawan siaga bencana. Salah satu yang dilakukan adalah memantau tidak ada pembuangan sampah di sekitar mulut luweng dan secara berkala melakukan kerja bakti pembersihan mulut luweng.
Banjir akibat tersumbatnya luweng pernah terjadi di Giriwoyo pada 2017. Hal serupa terjadi di puncak perbukitan karst Pracimantoro. Pernah juga terjadi di Paranggupito, Giritontro, dan Eromoko. Semuanya karena luweng yang tersumbat.
![]() |