Pria 70 tahun itu membuka lapak di tepi Jalan Slamet Riyadi, tepatnya 100 meter arah barat dari Pasar Purwosari. Aktivitas ini sudah 35 tahun dia jalani bersama istrinya saat masih hidup.
Terlintas pertanyaan, apakah kliping masih dibutuhkan di zaman sekarang? Dengan tegas Harsoyo menjawab masih!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soalnya, ada terus yang datang ke sini, cari kliping. Sehari itu kalau satu orang ya ada," kata Harsoyo saat ditemui detikcom di lapaknya, Rabu (4/12/2019) malam.
![]() |
Harsoyo dan istri awalnya membuka usaha jualan buku bekas. Ide bisnis kliping baru dia temukan setelah anaknya kesulitan mendapatkan tugas mengumpulkan artikel koran.
Selain membuatkan kliping anaknya, Harsoyo diminta membuatkan untuk teman-teman anaknya. Saat dia mencoba berjualan kliping, ternyata banyak peminatnya.
Hingga kini Harsoyo tetap setia dengan usahanya meskipun penjualan menurun karena pesatnya perkembangan informasi digital.
"Kliping ini ramai pada 1984 sampai 2002. Setelah ada internet, jadi berkurang," ujar warga Jalan Parangkusumo, Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, itu.
"Ini tidak ada saingannya. Banyak orang cari di kios buku bekas, tapi diarahkannya ke sini. Dulu ada saingan, tapi orangnya sudah meninggal," imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini