Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan kedatangan Mary adalah kunjungan kenegaraan biasa.
"Ya ngobrol-ngobrol saja, biasa-biasa saja kekeluargaan saja... Dia tanya Keraton ini didirikan tahun berapa dan sebagainya, saya menjelaskan," kata Sultan HB X kepada wartawan usai kunjungan Mary, Rabu (4/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menerangkan kedatangan Mary merupakan permintaan Duta Besar Denmark untuk Indonesia, bukan pihak Keraton yang mengundang.
"Dari departemen luar negeri kirim surat untuk, kan ada permintaan dari Duta Besar Denmark (kepada) Keraton untuk makan siang setelah (Mary) dari Borobudur," tuturnya.
Sementara itu, Mary yang juga merupakan Patron United Nations Fund for Population Activities (UNFPA) membahas tentang kegiatan UNFPA di Yogyakarta.
"Beliau itu aktif di UNFPA, mengerjakan kegiatan tentang kepemudaan," jelas putri sulung Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi.
Mangkubumi menjelaskan, selama ini Denmark merupakan donatur terbesar UNFPA. Adapun kunjungan Mary ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat salah satunya untuk melihat program UNFPA yang berada di Yogyakarta.
"Beliaunya kan melihat program Unala yang ada di Yogya, yang kebetulan beberapa tahun lalu saya yang membuat," sebutnya.
![]() |
Unala merupakan model inovatif yang memberikan informasi dan layanan kesehatan reproduksi bagi remaja. Unala adalah model yang dikembangkan UNFPA bekerjasama dengan Yayasan Siklus Sehat Indonesia (YSSI).
Sejauh ini, lanjut Mangkubumi, program-program Unala sudah berjalan dengan baik.
"Evaluasinya Unala bagus, dokternya muda, servisnya bagus dan dokter-dokter menjadi sahabat bagi remaja," sebutnya.
Mary tiba di Keraton Yogyakarta sekitar pukul 11.38 WIB. Kedatangannya disambut Mangkubumi, setelahnya mereka mengadakan pertemuan di Bangsal Manis Keraton. Mary meninggalkan Keraton pukul 13.09 WIB.
Pelaksana Fungsi Ekonomi dan Perdagangan KBRI Kobenhagen, Martin Suryo Madyantoro menambahkan bahwa Denmark tercatat sebagai donatur terbesar UNFPA. Sebagai Patron UNFPA, tutur Martin, Mary ingin melihat langsung apakah sejumlah proyek yang didanai UNFPA di Indonesia sudah tepat sasaran atau tidak.
"Kemudian Putri Mahkota (Denmark) banyak melakukan dialog juga. Ketika di Jakarta itu kunjungannya antara lain ke Ikatan Bidan Indonesia untuk berbicara atau berdialog mengenai kesehatan reproduksi," paparnya.
"Kemudian juga di Yogyakarta kita sempat berkunjung ke Puskesmas Tegalrejo untuk berbicara mengenai akses kesehatan reproduksi bagi generasi muda. Karena inikan (layanan kesehatan reproduksi) tanggung jawab UNFPA," kata Martin.
Selain itu, lanjut Martin, kedatangan Mary ke Indonesia juga dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Denmark. Untuk itu Mary berkegiatan di sejumlah tempat di Indonesia sejak Senin (2/12) lalu.
"Tahun 2020 mendatang itu sudah 70 tahun hubungan bilateral antara kedua negara (Indonesia-Denmark), dan ini merupakan bagian dari peringatan itu," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini