Kawasan Pesisir Semarang 'Tenggelam' 10 Cm Per Tahun

Kawasan Pesisir Semarang 'Tenggelam' 10 Cm Per Tahun

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Rabu, 20 Nov 2019 14:30 WIB
Permukaan tanah di pesisir Kota Semarang mengalami penurunan hingga 10 cm per tahun, Rabu (20/11/2019). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Semarang - Permukaan tanah di pesisir Kota Semarang mengalami penurunan hingga 10 sentimeter (cm) per tahun. Data Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2016-2018 menunjukkan daerah dengan potensi amblas tinggi semakin meluas.

"Semarang itu (penurunan tanah) 2 sampai 10 cm per tahun, itu di beberapa tempat tidak merata. Dari mana tahu? sejak 2011 lakukan pemantauan, lihat patokan sebagai bukti penurunan," kata Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar dalam acara 'Kesiapsiagan masyarakat Pantura Jawa Tengah menghadapi Amblasan Tanah' di Hotel Patra, Semarang, Rabu (20/11/2019).

Dalam acara tersebut ditunjukkan data monitoring geologi teknik penurunan tanah daerah Semarang pada tahun 2016 dan 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data tahun 2016, yang masuk zona merah yaitu dengan penurunan sampai 10 cm per tahun meliputi seluruh bibir pantai di Kota Semarang hingga paling jauh ke selatan yaitu hingga Bangetayu Kulon. Sedangkan pada data tahun 2018, zona merah makin meluas.

Pada data tahun 2018, daerah Tlogosari Wetan ternyata sudah masuk zona merah yang dari bibir pantai berjarak sekitar 10 kilometer. Beberapa daerah yang tidak masuk zona merah pada tahun 2016 juga masuk di data tahun 2018.


Oleh sebab itu, Rudy menjelaskan, tujuan pertemuan hari ini dengan pemangku wilayah salah satunya agar lebih peduli dengan isu tersebut dan setidaknya melakukan langkah antisipasi.

"Untuk yang diakibatkan oleh alam kita tidak bisa, tapi yang diakibatkan oleh faktor manusia bisa dilakukan," ujarnya.

"Misal perizinan bangunan, pengambilan air tanah," imbuh Rudy.


Kawasan Pesisir Semarang 'Tenggelam' 10 Cm Per TahunKepala Badan Geologi Rudy Suhendar di Semarang, Rabu (20/11/2019). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom

Namun Rudy memastikan untuk daerah yang mengalami penurunan tanah tidak akan benar-benar tenggelam dalam waktu dekat. Penurunan tanah yang disebabkan oleh faktor alam menurut Rudy memang sulit diantisipasi, namun jika karena faktor manusia, maka proses penurunan tanahnya bisa diperlambat.

"Kalau tenggelam tidak akan terkaji karena umurnya dalam waktu lama. Kalau tenggelam benar-benar tenggelam, dalam 2 generasi juga belum tentu terjadi," imbuhnya.

Perekayasa Utama Geologi, Sugalang, menambahkan bahwa beberapa daerah di Jawa Tengah juga mengalami penurunan tanah. Antara lain Kota Pekalongan dan Kendal.

Menurut Galang, di Pekalongan sudah dilakukan antisipasi oleh masyarakat setempat dengan tanggul tambah yang artinya tanggul akan ditambah jika air laut yang masuk makin tinggi.

"Memang parah, ada yang tadinya tanaman padi, permukiman, sekarang jadi laut. Mereka sudah ada usaha dengan tanggul tambah. Untuk Kendal hanya sebagian yang sebelah barat tanjung, sisi timur tanjungnya ikut Kota Semarang," kata Galang.


Kawasan Pesisir Semarang 'Tenggelam' 10 Cm Per TahunPermukaan tanah di pesisir Kota Semarang mengalami penurunan hingga 10 cm per tahun, Rabu (20/11/2019). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom


Dalam acara tersebut, Badan Geologi juga memberikan Atlas Peta Sebaran Tanah Lunak di Indonesia dan Atlas Peta Sebaran Lempung Bermasalah di Indonesia kepada narasumber termasuk Kepala BPBD Jawa Tengah Sudaryanto yang hadir mewakili Gubernur Ganjar Pranowo.

Halaman 2 dari 2
(alg/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads